SANTO NASARIUS &
SELSUS, MARTIR;
SANTO VIKTOR & INNOSENSIUS I, PAUS
St. Nasarius dan St. Selsus
Nasarius adalah anak
seorang Yahudi bernama Afrikanus. Ibunya, Perpetua yang sudah beragama kristen,
dengan giat mendidik dia secara kristen semenjak kecilnya. Karena itu Nasarius berkembang
dewasa menjadi seorang kristen yang saleh. Oleh Paus Linus, yang menggantikan
Santo Petrus Rasul, Nasarius diutus untuk mewartakan Injil di Gallia (kini:
Perancis).
Selsus adalah pemuda
pertama yang berhasil ditobatkan oleh Nasarius sejak ia berkarya di Gallia.
Selsus menemani Nasarius dalam perjalanan-perjalanan tugasnya. Pada suatu
ketika mereka ditangkap oleh penduduk kafir setempat dan dibuang ke laut.
Tetapi berkat pelindungan Tuhan, mereka tidak mati tenggelam. Mereka berhasil
menyelamatkan diri lalu mengembara hingga sampai ke Milano, Italia. Di sana
mereka mewartakan Injil dan membesarkan hati orang-orang kristen yang ada di
sana. Di Milano mereka sekali lagi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena
imannya akan Yesus Kristus.
Paus Viktor I (189-199)
Viktor lahir di Afika
Utara dan memimpin Gereja sebagai Paus pada tahun 189. Paus Viktor adalah paus
yang secara resmi menetapkan bahwa pemandian suci dalam keadaan bahaya maut
dapat dilakukan dengan memakai air biasa apabila tidak ada persediaan air
permandian di tempat itu. Ia mati sebagai martir pada tahun 199, sewaktu
pemerintahan Kaisar Septimus Severus.
Paus Innosensius I (401-417)
Innosensius lahir di
Albano, dekat kota Roma. Ia terpilih menjadi paus dengan suara bulat pada tahun
402. Ia sungguh-sungguh sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam Gereja dan umat
pada masa itu. Tak henti-hentinya ia berdoa memohon kebijksanaan dan kekuatan
Tuhan agar mampu mengemudikan bahtera Gereja Kristus dengan selamat.
Bahaya-bahaya itu terutama disebabkan oleh adanya perpindahan besar-besaran
bangsa-bangsa lain ke dunia Barat. Bangsa Goth menyerang kota Roma sebanya dua
kali di bawah pimpinan panglima Alarik dan berhasil menjarahi segala sesuatu
yang mereka temui.
Dalam menghadapi
ancaman-ancaman itu, Paus Innosensius senantiasa menguatkan hati umatnya dan
meringankan beban penderitaan mereka. Sementara itu, Paus Innosensius
menghadapi lagi masalah baru yang muncul
di dalam Gereja oleh lahirnya ajaran sesat Pelagianisme yang menyangkal adanya
rahmat untuk mencapai keselamatan kekal. Dua kali ia mengadakan konsili untuk
menghukum ajaran sesat itu. Belum lagi selesai masalah itu terdengar berita
bahwa Santo Yohanes Krisostomus dibuang dari takhta keuskupannya sebagai
tawanan oleh keluarga Kaisar Konstantinopel. Innosensius tidak segan-segan
mengutuk tindakan itu. Kaisar Arkadius bersama permaisurinya Eudoxia dikucilkan
dari Gereja, meskipun ia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan bahaya atas
dirinya sendiri. Setelah memimpin Gereja selama 15 tahun, Innosensius meninggal
dunia pada tahun 417.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar