Sabtu, 14 Juli 2012

Renungan Hari Sabtu Biasa XIV - Thn II

Renungan Hari Sabtu Pekan Biasa XIV B/II
Bac I    Yes 6: 1 – 8 ; Injil    Mat 10: 24 – 33

Tentulah kita kenal dengan Bapak B.J. Habiebie. Dia adalah orang jenius di Indonesia; orang Indonesia yang pertama membuat pesawat. Dia pernah menjabat menteri di masa rezim Soeharto. Pernah juga menjadi wakil presiden, mendampingi Soeharto, yang kemudian menjadi presiden setelah Soeharto mundur. Prestasi Pak Habiebie memang luar biasa.

Bagaimana dengan guru-guru Habiebie? Tak ada satu pun guru Habiebie, dari tingkat SD sampai kuliah, yang memiliki prestasi segemilang Habiebie. Artinya, Habiebie telah melebihi guru-gurunya. Ini adalah fakta.

Kalau demikian, bagaimana kita bisa memahami maksud Yesus, yang dalam Injil hari ini berkata, “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya.”?

Relasi guru – murid yang dimaksud Yesus tidaklah sama dengan relasi guru – murid dalam gambaran di atas. Dalam pemahaman Yesus, seorang murid harus benar-benar mengikuti sang gurunya. Guru di sini bukan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang dapat diolah dan dikembangkan murid sehingga si murid bisa berkembang melebihi guru. Guru di sini lebih pada urusan moralitas dan spiritualitas. Jadi, di sini para murid hanya dapat mengikuti atau meniru apa yang dilakukan oleh sang guru, dan berusaha melaksanakan secara persis apa yang diajarkan sang guru. Dalam hal ini, tentulah tak ada murid yang dapat melebihi gurunya. “Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya,” demikian kata Yesus.

Sabda Tuhan ini mau menyadarkan kita akan peran kita dalam relasi dengan Yesus. Kita adalah murid-Nya. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk senantiasa mengikuti, meniru dan melaksanakan apa yang diajarkan-Nya.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar