Sabtu, 16 Juni 2012

Maria & Liturgi


Romo Frans Harjawiyata OCSO (Romo Abbas)
Pengantar
Tulisan ini dimaksud untuk menguraikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria (=SPM) menurut liturgi Gereja Katolik. Kata "liturgi" mengacu pada peribadatan resmi Gereja. Liturgi terdiri dari perayaan sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi atau misa perayaan ibadat harian dan berbagai macam upacara pemberkatan. Dalam liturginya "Gereja mempersembahkan ibadat pujian kepada Bapa" dengan pengantaraan Yesus Kristus dalam persatuan dengan Roh Kudus. Dalam liturginya Gereja juga sekaligus menerima pengudusan dan mendapatkan santapan sabda Allah sebab Kitab Suci memainkan peran besar sekali dalam liturgi.

Liturgi menduduki tempat utama dalam kehidupan Gereja. Liturgi juga mencerminkan pemahaman dan pengajaran Gereja tentang imannya. Tetapi peribadatan Gereja tidak terdiri dari liturgi saja. Gereja juga memberikan perhatian dan penghargaan kepada peribadatan di luar liturgi. seperti misalnya: acara doa bersama, doa rosario, jalan salib, adorasi Sakramen Mahakudus, ziarah dan lain sebagainya.

Catatan tentang Liturgi
Pokok utama yang dirayakan di dalam liturgi adalah karya keselamatan yang dikerjakan oleh Allah dengan perantaraan Yesus kristus dalam sejarah umat manusia. Yang menjadi puncak liturgi adalah perayaan misteri wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus yang dirayakan tiap tahun dalam Pekan Suci yang dimahkotai oleh Trihari Paskah. Selanjutnya rincian karya keselamatan Allah dirayakan sepanjang tahun secara bertahap dalam "masa khusus" (yang terdiri dari masa-masa Adven, Natal, Prapaskah, Paskah) dan dalam "masa biasa" (yaitu antara masa Natal dan Rabu Abu, serta sesudah Pentakosta dan masa Adven berikutnya). Kebangkitan Tuhan juga dirayakan tiap hari Minggu sepanjang tahun. Rangkaian perayaan-perayaan itu disebut "lingkaran tahun liturgi".

Liturgi juga memberikan tempat kepada penghormatan para kudus, yang dipandang sebagai buah-buah karya keselamatan Allah. Mereka dihadiahkan oleh Allah kepada kita sebagai pelindung dan teladan. Rangkaian perayaan para kudus disebut "lingkaran para kudus".

Beberapa Tingkat Perayaan
Di dalam liturgi ada tingkatan perayaan berbeda-beda. Makin tinggi tingkat suatu perayaan, makin tinggi pula penilaian Gereja terhadapnya. Penentuan tingkat perayaan berlaku bagi seluruh Gereja. Tetapi Gereja juga dapat memberikan izin kepada wilayah (misalnya negara atau keuskupan) tertentu atau kelompok (misalnya Tarekat) tertentu, untuk memberikan kepada suatu perayaan "tingkat lebih tinggi" daripada tingkat yang berlaku umum untuk seluruh Gareja. Hal itu terjadi bila seorang kudus memainkan "peranan khusus" terhadap wilayah atau kelompok yang bersangkutan.

Tingkat paling tinggi disebut "hari raya" , tingkat berikutnya disebut "pesta" , tingkat ketiga disebut "peringatan" , yang terdiri dari "peringatan wajib" (artinya: wajib di seluruh Gereja Katolik) dan "peringatan fakultatif" (artinya: "boleh" tetapi "tidak wajib" dirayakan). Jika dua perayaan jatuh pada hari yang sama, perayaan yang tingkatnya lebih rendah dibatalkan. Hari Minggu dalam "masa biasa" dirayakan sebagai "pesta", dalam "masa khusus" sebagai "hari raya". Bila dua "hari raya" jatuh pada hari yang sama, hari raya Tuhan Yesus dipertahankan, hari raya seorang kudus dipindah ke hari lain.

Daftar Perayaan Santa Perawan Maria
Daftar perayaan berikut diberikan sebagai "bahan informasi" atau "bahan acuan" dan hanya menyangkut perayaan yang berlaku bagi seluruh Gereja.

Perayaan Santa Perawan Maria harus dilihat dalam kaitannya dengan perayaan-perayaan lainnya. Oleh sebab itu daftar perayaan Santa Perawan Maria yang diberikan di sini dilengkapi dengan catatan tentang beberapa perayaan lainnya.

Perayaan yang bertingkat "hari raya" berjumlah 17. Di antaranya lebih dari separo menyangkut Tuhan Yesus, yaitu: Kelahiran Tuhan, Penampakan Tuhan, Kabar Sukacita, Kebangkitan Tuhan, Kenaikan Tuhan, Pentakosta, Tritunggal Mahakudus, tubuh dan Darah Tuhan, Hati Yesus yang Mahakudus, Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Santa Perawan Maria mendapatkan penghormatan istimewa karena ia dipilih Allah menjadi Bunda Yesus. sungguh Allah dan sungguh manusia, Perayaan Santa Perawan Maria yang bertingkat "hari raya" adalah sebagai berikut: Santa Perawan Maria Bunda Allah (1 Januari = 01/01), Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa (08/12} dan Santa Perawan Maria diangkat ke sorga (15/08). Orang kudus lain yang mendapatkan tingkat perayaan "hari raya" adalah: S Yusuf (19/03), Kelahiran St Yohanes Pembaptis (24/06), St Petrus dan Paulus (29/06) dan Semua Orang Kudus (01/11).

Ada "hari raya" yang hanya berlaku di Indonesia, yaitu: Kemerdekaan Republik Indonesia (17/08). Perayaan yaag bertingkat "pesta" berjumlah 25. Yang merayakan Tuhan Yesus ialah: Keluarga Kudus (Minggu sesudah Natal). Pembaptisan Tuhan (Minggu I masa biasa), Yesus Dipersembahkan di Kanisah (02/02), Yesus berubah Rupa (06/08). Salib Suci (14/09).

Adapun perayaan bertingkat "pesta" untuk Santa Perawan Maria adalah: Kelahiran Santa Perawan Maria (08/09) dan Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth (31/05). "Pesta-pesta" lainnya dirayakan untuk menghormati para rasul dan pengarang Injil, para malaikat agung, dan beberapa orang kudus lain. Di Indonesia masih ditambahkan dua pelindung karya misi, yaitu St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus (01/10) dan St Fransiskus Xaverius (03/12).

Sesudah itu ada "peringatan wajib" , yang berjumlah sekitar 60. Yang dirayakan untuk menghormati Santa Perawan Maria ialah: Hati tersuci Santa Perawan Maria (Sabtu lll sesudah Pentakosta), Santa Perawan Maria Ratu (22/08), Santa Perawan Maria berdukacita (15/09), Santa Perawan Maria Ratu Rosario (07/10) , Santa Perawan Maria dipersembahkan kepad Allah (21/11). Untuk Indonesia ada tambahan "peringatan wajib", yaitu B Dionisius dan Redemptus (01/12).

Akhimya ada "peringatan fakultatif" yang lebih banyak lagi jumlahnya. Termasuk di antaranya: Santa Perawan Maria di Lourdes (11/02), Santa Perawan Maria di Fatima (13/05), Santa Perawan Maria Gunung Karmel (16/07) dan Santa Perawan Maria Hari Sabtu (tiap hari Sabtu di 'masa biasa').

Di hari-hari sebelum dan sesudah Natal dibacakan Injil tentang masa kanak-kanak Yesus. Dalam bacaan itu Santa Perawan Maria dan St Yusuf sering disebutkan. Oleh sebab itu di hari-hari itu banyak nyanyian dan doa mengacu pada Santa Perawan Maria. Hal itu juga berlaku bagi hari raya "Kabar Sukacita" (25/03), pesta "Keluarga Kudus" dan pesta "Yesus Dipersembahkan di Kanisah.

Kecuali dalam perayaan-perayaan khusus yang disebutkan di atas, Santa Perawan Maria juga disebutkan tiap hari di beberapa upacara liturgi sepanjang tahun, khuslrsnyadalam perayaan misa dan ibadat harian.

Santa Perawan Maria dalam Misa Sepanjang Tahun
Perayaan misa terdiri dari Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Pengutusan. Dalam acara tobat di awal misa didapati kalimat "Saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita".

Dalam Liturgi Sabda di hari Minggu dan Hari Raya diucapkan Syahadat singkat atau Syahadat panjang. Dalam kedua syahadat tersebut terdapat kalimat tentang Yesus Kristus, yang "dilahirkan oleh Perawan Maria".

Dalam Liturgi Ekaristi nama Santa Perawan Maria dijumpai di hampir semua "Doa Syukur Agung". Sebagai contoh dapat dikutip kalimat berikut: "..... kami memuliakan semua orang kudus, terutama Santa Perawan Maria, bunda Yesus Kristus, Allah dan Tuhan Kami" (DSA I), "Kami semua mohon.... supaya kami boleh mengambil baglan dalam kebahagiaan abadi, bersama Santa Maria, Perawan dan bunda Allah bersama para rasul dan semua orang kudus"

Santa Perawan Maria dalam lbadat Harian Sepanjang Tahun
Ibadat harian dirayakan tiap hari dan terdiri dari lbadat Pagi, Ibadat Siang Ibadat Sore, Ibadat Penutup. Di samping itu masih ada lbadat Bacaan yang waktu perayaannya bisa ditentukan sendiri oleh pihak yang bersangkutan.

Ibadat-ibadat itu sebagian besar terdiri dari pendarasan mazmur. Di samping itu ada bacaan dari Kitab Suci, bacaan dari para penulis gerejani, madah, antifon dan doa.

Tiap hari dalam lbadat Sore dinyanyikan Kidung Maria (Lk 1:46-55). Di samping itu Ibadat Penutup selalu dimulai dengan acara tobat yang menyebutkan Santa Perawan Maria seperti pada pembukaan misa. Ibadat Penutup selalu diakhiri dengan salah satu antifon Santa Perawan Maria. Di kalangan tertentu ada yang menyanyikan salah satu antifon Santa Perawan Maria itu di akhir tiap ibadat.

Penutup

Dari cara Gereja menghormati Santa Perawan Maria di dalam liturginya, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa penghorrnatan kita kepada Santa Perawan Maria harus membantu kita makin mencintai Tuhan Yesus, tanpa mengurangi perhatian kita kepada orang-orang kudus lainnya.

Cara liturgi memberikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dapat dipakai sebagai petunjuk bagi cara memberikan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dalam peribadatan di luar liturgi.

Cara terbaik untuk menghormati Santa Perawan Maria ialah dengan hidup sebagai saudara-saudari Yesus dan putera-puteri Santa Perawan Maria. Untuk itu Tuhan Yesus sendiri sudah memberikan petunjuk yang jelas."Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Mt 12:50).

Kita menghormati Santa Perawan Maria, bukannya dengan tujuan supaya Bapa mengabulkan semua permohonan kita, melainkan supaya kita makin mengutamakan kehendak Bapa di atas segalanya. Dengan itu kita juga mengikuti teladan yang telah diberikan oleh Santa Perawan Maria sendiri. Ketika diminta memberikan jawaban kepada malaikat Gabriel yang menyampaikan kehendak Allah, Santa Perawan Maria berkata: "Sesungguhnya aku itu adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lk 1:38).

sumber: http://www.bpksurabaya.com/m.php?j=66 (16 Juni 2012, jami 7: 35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar