Senin, 04 Juni 2012

Renungan Hari Senin Biasa IX - Thn II


Renungan Hari Senin Biasa IX B/II
Bac I        2Ptr 1: 1 – 7 ; Injil             Mrk 12: 1 – 12

Kalau kita baca Injil hari ini dengan baik-baik dan dengan penuh perasaan, satu kata yang akan keluar dari mulut kita adalah: T E R L A L U! Kata “terlalu” ini bisa saja kita tujukan kepada para penggarap, tapi bisa juga ditujukan kepada Tuan yang empunya kebun. Para penggarap, yang sudah diberi pekerjaan (pekerjaan bisa juga diartikan sebagai kehidupan dan status sosial) namun balasannya kepada tuan yang telah memberikan pekerjaan itu sungguh terlalu. Para penggarap ini memang sungguh keterlaluan. Tidak tahu malu, tidak tahu berterima kasih dan tak tahu diri. Ini bisa disebabkan karena adanya sifat serakah dalam diri mereka. Sifat serakah inilah yang membuat mereka lupa diri dan tak memiliki sikap syukur.
Sang Tuan empunya kebun juga dapat kita katakan terlalu. Dia sungguh terlalu baik. Sudah tahu beberapa hambanya yang beberapa kali diutus tidak membawa hasil, malah ada yang dibunuh, masih juga mengutus putranya. Baik yang keterlaluan ini sungguh jauh dari nalar manusia. Tidak akan ada manusia bisa seperti itu. Dan inilah gambaran Allah, karena Dia memang maha baik.
Bacaan Injil dapat dijadikan cermin relasi kita dengan Allah. Sejauh mana sikap saya terhadap Allah yang maha baik. Apakah saya bersikap seperti penggarap-penggarap kebun yang tidak tahu diri itu? Dengan cermin ini kita bisa berbenah diri. Kita diajak untuk melihat ke diri kita sendiri: kekurangan dan kelemahan diri kita dalam bersikap dan berelasi dengan Tuhan. Setelah kita temukan, maka segeralah berbenah agar kita bisa tampil sempurna di hahadapan-Nya.
Bacaan Injil ini juga bisa kita jadikan cermin relasi kita dengan sesama kita. Tak jarang Allah berkarya dalam diri orang lain, yaitu sesama kita. Kita bisa merasakan kebaikan Allah dalam diri sesama kita. Nah, bagaimana sikap kita? Apakah kita juga tak tahu diri seperti para penggarap kebun itu? T E R L A L U, jika demikian.

Intinya, kita diajak untuk senantiasa menghaturkan terima kasih atas kebaikan yang kita terima; atas segala rahmat dan berkat yang kita nikmati. Untuk itu, kita hendaknya menanamkan sikap rasa syukur dan menghilangkan sifat serakah dalam diri kita.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar