Sabtu, 02 Juni 2012

Renungan Hari Sabtu Biasa VIII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa VIII B/II
Bac I        Yud 17, 20b – 25 ; Injil        Mrk 11: 27 – 33

Bacaan Injil hari ini tidak bisa dipisahkan dari bacaan Injil kemarin, di mana Yesus membersihkan Bait Allah; mengembalikannya sebagaimana seharusnya. Karena itu juga pertanyaan imam-imam kepala, ahli taurat dan kaum tua-tua, yang menanyakan asal kuasa Yesus, tak bisa dipisahkan dari aksi Yesus menghalau dan mengusir para penjual dan pedagang dari Bait Allah. "Melakukan hal-hal itu" dalam pertanyaan mereka mengacuh kepada peristiwa pembersihan Bait Allah yang dilakukan oleh Yesus.
Sebenarnya mereka sudah tahu dengan kuasa mana Yesus melakukan aksi-Nya. Mereka juga tahu siapa yang memberi kuasa itu kepada Yesus sehingga dapat melakukan hal-hal itu. Akan tetapi mata hati mereka tertutup; iman mereka sudah dibutakan oleh kepentingan diri. Kebutaan inilah membuat mereka tidak tahu kebenaran dan kebaikan yang dibawa oleh Yesus.
Apa yang membutakan mata hati dan iman imam-imam kepala, ahli taurat dan kaum tua-tua? Semua itu tak lain adalah uang dan gengsi. Mereka mendapat penghasilan tambahan dari adanya aksi perdagangan di Bait Allah. Bukan tidak mungkin penghasilan tambahan ini jauh lebih besar daripada pendapatan resmi mereka sesuai jabatannya. Dengan aksi pembersihan Bait Allah, otomatis penghasilan tambahan mereka hilang. Dan lucunya lagi, yang melakukan aksi itu Yesus, seorang awam biasa. Tentulah ini akan merusak citra mereka. Gengsi, harkat dan martabat mereka direndahkan oleh perbuatan Yesus.
Yesus tahu akan ketertutupan mata hati dan iman mereka. Karena itu Dia tidak langsung memberikan jawaban, karena dirasakan percuma. Yesus hanya memberikan pertanyaan balik, hanya untuk memastikan ketertutupan mereka itu. Dan ternyata benar!! Mereka tahu soal asal baptisan Yohanes, tapi karena mata hati dan iman mereka tertutup mereka hanya menjawab, "Kami tidak tahu!" (ay 33a).

Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita mau membuka mata hati dan iman kita sehingga kita bisa melihat dan menemukan kebaikan dan kebanaran dari sesama kita untuk kepentingan diri kita dan sesama. Kebenaran dan kebaikan tidak selalu datang dari orang yang hebat, dengan pangkat dan jabatan tinggi, status sosial tinggi atau orang yang kaya raya. Kebenaran dan kebaikan bisa juga datang dari manusia kecil hina dan sederhana. Yesus sudah menunjukkannya.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar