Renungan Hari Kamis Biasa IX B/II
Bac I 2Tim 2: 8 – 15 ; Injil Mrk 12: 28b – 34
Dalam acara seminar DIALOG AGAMA
BERBASIS KASIH DAN KEMANUSIAAN yang diselenggarakan
Keuskupan Pangkalpinang bekerja sama dengan GP Ansor Pangkalpinang, salah
seorang peserta mengajukan pertanyaan. Dia mengawali dari sebuah fakta. Ketika
3(atau 6) tentara Amerika ditahan oleh tentara Iran, Bapak Paus menulis surat
kepada Imam Khomenei, "Imam Khomenei yang saya kasihi, atas nama cinta kasih, saya
memohon bebaskanlah tentara Amerika." Beberapa hari kemudian Imam Khomenei
langsung membalas surat paus, "Bapak Paus yang saya kasihi, atas nama cinta kasih juga, saya mohon Anda beritahu kepada
Presiden Amerika untuk menarik pasukannya dari Iran, Afganistan..." (Tentu
isi suratnya tidaklah sama persis seperti yang tertulis sekarang, namun intinya
seperti itu.)
Dari kisah ini penanya
menanyakan apakah cinta kasih itu hanya monopoli katolik. Apakah kasih itu
hanya menjadi ciri khas agama katolik?
Cukup menarik kalau kita
cermati kisah yang diangkat dengan pertanyaannya. Penanya hanya berangkat dari
satu kisah itu saja lalu memvonis bahwa seakan-akan cinta kasih itu hanya milik
agama katolik. Dia tidak melihat konteks keseluruhan. Kalau dia mau membuat
perbandingan, maka surat Khomenei itu harus langsung ditujukan kepada Presiden
Amerika, sama seperti surat Paus yang ditujukan langsung ke dirinya. Bukan
lewat Paus baru ke Amerika.
Kalau mau melihat tekanan
pada cinta kasih, perlu
juga dilihat situasinya. Surat Paus merupakan seruan moral dengan nada
normatif, bukan imperatif. Soal seruan-seruan moral ini bisa dikatakan bahwa
sudah banyak kali Bapak Paus mengeluarkan seruan moral ini yang ditujukan
kepada pimpinan Amerika. Mungkin inilah kali pertama Bapak Paus menuliskan
suratnya kepada Imam Khomenei. Rasanya kurang pas dan kurang adil kalau fakta
pertama ini dijadikan generalisasi.
Injil hari ini berkisah
tentang cinta kasih yang merupakan perintah utama. Cinta kasih memang merupakan
inti ajaran katolik. Mustahillah kita mengatakan diri kita mencintai Allah tapi
tidak mencintai sesama manusia. Tak mungkin juga kita mengasihi sesama tanpa
mengasihi Allah. Satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Dan Yesus membawa
perubahan mendasar dalam pemahaman sesama manusia. Sesama manusia itu bukan
hanya orang yang berasal dari golongan kita saja, melainkan juga yang ada di
luar golongan kita, bahkan musuh sekalipun.
Karena itu, jika ada tentara
Israel yang tewas karena sekelompok orang Palestina, orang katolik akan sedih
dan mengecam kelompok Palestina itu. Dan jika ada orang Palestina yang tewas
karena tentara Israel, orang katolik tetap sedih dan mengecam tentara Israel,
bukannya senang. Karena itu, atas kematian Khadafi (presiden Libya), Paus
Benediktus berujar, "Janganlah bergembira di atas kematian manusia."
Paus mengecam aksi tak manusiawi yang dilakukan tentara.
Hari ini Tuhan, lewat
sabda-Nya, menghendaki agar kita dapat menerapkan ajaran cinta kasih itu dalam
kehidupan sehari-hari. Kita dapat meniru teladan St Paulus, yang dalam bacaan
pertama tadi telah mengungkapkan kasihnya kepada para muridnya. Ungkapan kasih
Paulus kepada muridnya merupakan ungkapan kasihnya yang total kepada Kristus.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar