Kamis, 07 Juni 2012

Renungan Hari Kamis Biasa IX - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa IX B/II
Bac I        2Tim 2: 8 – 15 ; Injil             Mrk 12: 28b – 34

Dalam acara seminar DIALOG AGAMA BERBASIS KASIH DAN KEMANUSIAAN yang diselenggarakan Keuskupan Pangkalpinang bekerja sama dengan GP Ansor Pangkalpinang, salah seorang peserta mengajukan pertanyaan. Dia mengawali dari sebuah fakta. Ketika 3(atau 6) tentara Amerika ditahan oleh tentara Iran, Bapak Paus menulis surat kepada Imam Khomenei, "Imam Khomenei yang saya kasihi, atas nama cinta kasih, saya memohon bebaskanlah tentara Amerika." Beberapa hari kemudian Imam Khomenei langsung membalas surat paus, "Bapak Paus yang saya kasihi, atas nama cinta kasih juga, saya mohon Anda beritahu kepada Presiden Amerika untuk menarik pasukannya dari Iran, Afganistan..." (Tentu isi suratnya tidaklah sama persis seperti yang tertulis sekarang, namun intinya seperti itu.)
Dari kisah ini penanya menanyakan apakah cinta kasih itu hanya monopoli katolik. Apakah kasih itu hanya menjadi ciri khas agama katolik?
Cukup menarik kalau kita cermati kisah yang diangkat dengan pertanyaannya. Penanya hanya berangkat dari satu kisah itu saja lalu memvonis bahwa seakan-akan cinta kasih itu hanya milik agama katolik. Dia tidak melihat konteks keseluruhan. Kalau dia mau membuat perbandingan, maka surat Khomenei itu harus langsung ditujukan kepada Presiden Amerika, sama seperti surat Paus yang ditujukan langsung ke dirinya. Bukan lewat Paus baru ke Amerika. 
Kalau mau melihat tekanan pada cinta kasih, perlu juga dilihat situasinya. Surat Paus merupakan seruan moral dengan nada normatif, bukan imperatif. Soal seruan-seruan moral ini bisa dikatakan bahwa sudah banyak kali Bapak Paus mengeluarkan seruan moral ini yang ditujukan kepada pimpinan Amerika. Mungkin inilah kali pertama Bapak Paus menuliskan suratnya kepada Imam Khomenei. Rasanya kurang pas dan kurang adil kalau fakta pertama ini dijadikan generalisasi.
Injil hari ini berkisah tentang cinta kasih yang merupakan perintah utama. Cinta kasih memang merupakan inti ajaran katolik. Mustahillah kita mengatakan diri kita mencintai Allah tapi tidak mencintai sesama manusia. Tak mungkin juga kita mengasihi sesama tanpa mengasihi Allah. Satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Dan Yesus membawa perubahan mendasar dalam pemahaman sesama manusia. Sesama manusia itu bukan hanya orang yang berasal dari golongan kita saja, melainkan juga yang ada di luar golongan kita, bahkan musuh sekalipun.
Karena itu, jika ada tentara Israel yang tewas karena sekelompok orang Palestina, orang katolik akan sedih dan mengecam kelompok Palestina itu. Dan jika ada orang Palestina yang tewas karena tentara Israel, orang katolik tetap sedih dan mengecam tentara Israel, bukannya senang. Karena itu, atas kematian Khadafi (presiden Libya), Paus Benediktus berujar, "Janganlah bergembira di atas kematian manusia." Paus mengecam aksi tak manusiawi yang dilakukan tentara.

Hari ini Tuhan, lewat sabda-Nya, menghendaki agar kita dapat menerapkan ajaran cinta kasih itu dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat meniru teladan St Paulus, yang dalam bacaan pertama tadi telah mengungkapkan kasihnya kepada para muridnya. Ungkapan kasih Paulus kepada muridnya merupakan ungkapan kasihnya yang total kepada Kristus.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar