Selasa, 16 September 2025

RENUNGAN HARI SELASA BIASA XXIV, THN I

Renungan Hari Selasa Biasa XXIV, Thn I

Bac I 1Tim 3: 1 – 13; Injil        Luk 7: 11 – 17;

Mother Theresia dari Kalkuta pernah mengatakan bahwa salah satu penyakit terbesar abad ini bukanlah HIV/AIDS, kanker atau jantung, melainkan ketidak-peduliaan. Manusia hanya sibuk dengan dirinya atau kelompoknya sendiri dan tidak mau peduli pada nasib penderitaan sesamanya. Masing-masing orang sibuk dengan kepentingannya sendiri. Korupsi yang merajalela mempunyai akar pada ketidak-pedulian. Koruptor adalah orang yang menari di atas penderitaan orang lain. Banyak kekacauan di dunia ini juga berakar pada ketidak-pedulian.

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menyingkirkan semangat egoisme dan membangun semangat peduli pada orang lain. Tuhan menghendaki kita peduli pada sesama, karena Allah itu adalah Allah yang peduli. Hal ini tampak dalam Injil hari ini. Ketika melihat ibu yang kehilangan anaknya laki-laki yang tunggal, dikatakan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” sehingga kemudian Tuhan Yesus berkata, “Jangan menangis!” (ay. 13). Lalu terjadilah mukjizat. Rasul Paulus juga, dalam bacaan pertama, memberi tekanan pada kepedulian. Suratnya yang pertama kepada Timotius memang dialamatkan kepada para pemuka jemaat, namun pesannya bisa juga untuk umat biasa. Secara sederhana beberapa nasehat Paulus tersebut mengarah pada pembentukan sikap peduli pada orang lain. Paulus minta agar pemuka umat lebih berorientasi pada jemaat, ketimbang diri sendiri.

Oleh karena itu, lewat sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki supaya kita berani menyingkirkan sikap hanya mementingkan kepentingan diri sendiri atau kelompok. Tuhan mau agar kita membangun sikap peduli pada orang lain yang memang membutuhkan bantuan. Janganlan kita menegarkan hati kita akan penderitaan sesama. Hendaklah kita mau berbagi dari apa yang kita punya untuk meringankan penderitaan sesama.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar