Senin, 23 Juli 2018

JANGAN BIASA MEMANJAKAN ANAK

Seorang bayi selalu berpenampilan lucu menggemaskan. Banyak orang suka, tidak hanya orangtua. Sikap suka ini bisa jatuh pada sikap memanjakan. Apa “yang diminta” lewat tangisan, segera dipenuhi. Hal ini kelak akan membekas dalam alam bawah sadarnya ketika usia kanak-kanak: kalau saya nangis maka permintaan saya dipenuhi.
Ketika anak memasuki usia kanak-kanak, tak sedikit orangtua memanjakan anaknya. Di saat orangtua hidup agak mapan, banyak yang berprinsip “Biarlah kesusahan masa lalu, cuma saya saja yang merasakan.” Karena itu, orangtua selalu membuat anaknya bahagia dengan memanjakannya, tak ingin anaknya merasakan getirnya perjuangan hidupnya. Maka, jika anak minta sesuatu, orangtua akan berusaha memenuhinya. Tak heran bila melihat HP anak zaman sekarang jauh lebih canggih dari orangtuanya.
Tanpa disadari, sebenarnya orangtua telah menebarkan racun dalam hidup anaknya sendiri. Memanjakan anak akan membuat anak memiliki mental santai, malas, mudah menyerah kalah ketika menghadapi sedikit tantangan, dan tidak menghargai proses (bermental instan). Mental ini sudah terlihat ketika anak memasuki usia remaja. Dan dengan mental ini, orangtua akan mengalami kesulitan dalam proses pendampingan. Bersikap keras terhadap mereka akan terlambat, karena anak bisa berbuat nekad seperti lari dari rumah (beda ketika anak masih SD).
Karena itu, hendaknya orangtua tidak memanjakan anaknya. Sejak usia dini anak harus dilatih untuk tidak manja. Orangtua harus menularkan perjuangan hidupnya kepada anak, sehingga anak tahu bahwa keberhasilan harus ditempuh dengan perjuangan dan pengorbanan.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar