Renungan
Hari Selasa Biasa XXXIV, Thn B/I
Kesamaan sabda Tuhan dalam
bacaan pertama dan Injil adalah soal kehancuran. Dalam Kitab Nabi Daniel, yang
menjadi bacaan pertama hari ini, dibahas tentang kehancuran kerajaan-kerajaan.
Dikatakan bahwa satu kerajaan bangkit menghancurkan kerajaan lain, demikian
seterusnya sehingga yang ada hanyalah kehancuran. Dengan kata lain, kerajaan-kerajaan itu saling menghancurkan. Pesan
yang mau diambil di sini, bukan cuma sekedar waspada saja agar kehancuran tidak menimpa, melainkan juga agar
tidak sombong akan kehebatan dan kekuatan sendiri, karena kehancuran akan terjadi.
Dalam Injil, kehancuran yang
dimaksud adalah kehancuran Bait Allah. Tuhan Yesus meramalkan kehancuran Bait
Allah di Yerusalem, “di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu
yang lain; semuanya akan
diruntuhkan.” (ay. 6). Pengajaran Tuhan Yesus ini bermula dari sikap orang yang begitu mengagumi keindahan dan kemegahan Bait Allah itu. Di sini Tuhan Yesus
mau mengajak para murid-Nya untuk tidak meletakkan kebanggaan pada hal-hal
fisik duniawi. Selain itu juga, para murid diminta untuk waspada agar tidak
jatuh ke dalam kesombongan. segala keindahan dan kemegahan duniawi akan hancur.
Seringkali manusia jatuh ke
dalam kesombongan ketika mendapatkan suatu prestasi. Seorang imam berbangga
karena telah melayani umatnya dengan penuh "pengorbanan". Seseorang bangga dengan
jabatannya atau sertifikat yang dimilikinya. Ada juga yang bangga akan gelar akademiknya. Sabda Tuhan hari ini
mau mengingatkan kita bahwa semua itu sia-sia. Tak perlu kita membanggakan diri
di hadapan orang lain soal pelayanan, prestasi, jabatan atau gelar yang kita
miliki. Kita harus ingat bahwa di atas langit masih ada langit. Dengan kata lain, Tuhan menghendaki supaya kita tetap bersikap rendah hati.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar