Selasa, 04 Agustus 2015

Renungan Hari Selasa Biasa XVIII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XVIII, Thn B/I
Bac I  Bil 12: 1 – 13; Injil                    Mat 14: 22 – 36;

Tema umum sabda Tuhan hari ini adalah ketidakpercayaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, ketidakpercayaan melahirkan sikap tidak takut. Allah mengecam ketidaktakutan Harun dan Miryam yang mengata-ngatai Musa. Ketidaktakutan itu didasari pada ketidakpercayaan mereka pada Musa, terlebih ketika Musa mengambil seorang perempuan Kush. “Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” (ay. 2). Di sini mau dikatakan bahwa jika Harun dan Miryam percaya kepada Musa dan kepada Allah, mereka pasti akan takut pada Musa.
Jika bacaan pertama berbicara soal ketidaktakutan, Injil berbicara soal ketakutan. Ada tiga kali kata “takut” disebut. Sama seperti bacaan pertama, ketakutan ini juga disebabkan karena ketidakpercayaan. Hal ini terlihat pada sikap para murid. Ketika melihat Tuhan berjalan di atas air, mereka ketakutan karena mengira Ia adalah hantu (ay. 26). Namun Tuhan Yesus menyakinkan bahwa itu adalah diri-Nya. Di sini Tuhan Yesus meminta mereka untuk percaya (= tidak perlu takut). Dipertegas lagi dengan kisah Petrus yang meminta kepada Tuhan Yesus agar ia diperkenankan berjalan mendekati Dia. Awalnya Petrus berjalan, tapi karena takut ia pun tenggelam (ay. 30). Karena itulah Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (ay. 31). Di sini mau dikatakan bahwa jika para rasul, khususnya Petrus, percaya kepada Yesus, pastilah mereka tidak takut.
Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan hendak mengajari kita soal sikap beriman kepada Tuhan. Salah satu bentuknya adalah sikap berserah. Kita diajak untuk menyerahkan diri kita kepada penyelenggaraan Allah. Dengan sikap berserah ini, maka bukan keinginan kita yang harus terwujud, melainkan kehendak Tuhan. Harun dan Miryam dalam bacaan pertama, dan para murid dalam Injil mewakili gambaran orang yang tidak mau berserah. Mereka akhirnya diliput perasaan takut dan iri hati. Tuhan menghendaki kita untuk menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Jangan takut, Dia akan memperhatikan kita. ***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar