Renungan
Hari Kamis Biasa XVI, Thn B/I
Bac
I Kel 19: 1 – 2, 9 – 11, 16 – 20; Injil Mat 13: 10 – 17;
Kitab Keluaran masih dipakai sebagai bacaan pertama. Hari ini diceritakan tentang niat Tuhan yang ingin berkomunikasi dengan Musa. Yang menarik di sini adalah Tuhan mau supaya pembicaraan-Nya dengan Musa didengar oleh umat Israel. Tujuannya agar “mereka senantiasa percaya kepadamu.” (ay. 9). Karena itu, Musa mengajak umat Israel ke kaki gunung Sinai, dimana ia berdialog dengan Allah. Memang mereka tidak dapat melihat Allah secara langsung, namun mereka dapat mendengar dialog tersebut. Tentulah dengan hanya sebatas mendengar itu saja mereka dapat percaya.
Hal senada
juga terlihat dalam Injil hari ini. Ada semacam kemiripan gagasan. Seperti orang
Israel pada jaman Musa hanya sebatas mendengar, demikian pula orang Israel pada
jaman Tuhan Yesus. Mereka hanya sebatas mendengar perumpamaan. Akan tetapi,
Tuhan Yesus tetap berharap agar sekalipun hanya sebatas perumpamaan, mereka bisa
percaya. Satu hal yang menarik adalah Tuhan Yesus secara implisit menyingkapkan
status diri-Nya. Dengan mendengarkan Dia, orang sebenarnya dapat langsung
melihat Dia. Berbeda dengan jaman Musa, dimana orang hanya bisa mendengar, tapi
tak bisa melihat.
Adalah
kerinduan setiap orang untuk dapat berjumpa dengan Tuhan dan bisa berkomunikasi
dengan-Nya. Kalau hanya sebatas berkomunikasi, itu dapat dilakukan dengan
berdoa. Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa kerinduan itu
adalah wajar. Akan tetapi, jauh lebih baik adalah kepercayaan kepada Tuhan. Sabda
Tuhan menghendaki supaya kita tetap percaya kepada-Nya sekalipun ada
keterbatasan sarana dalam kehidupan kita. Tuhan ingin supaya kita percaya
kepada-Nya sesuai dengan batas kemampuan atau sarana yang ada pada kita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar