Renungan
Hari Senin Biasa XII, Thn B/I
Bac
I Kej 12: 1 – 9; Injil Mat 7: 1 – 5;
Bacaan
pertama hari ini dimabil dari Kitab Kejadian. Di sini dikisahkan tentang
panggilan Tuhan kepada Abraham, yang waktu itu masih bernama Abram. Dari cerita
itu tampak jelas kalau Abraham begitu taat kepada kehendak Allah. Sekalipun tidak
tahu gambaran tempat yang dimaksud Tuhan, Abraham berangkat saja. Apa yang
diperintahkan Tuhan, ia ikuti. Karena hal inilah, maka Abraham dikenal sebagai
teladan orang beriman. Ia mengutamakan kehendak Tuhan daripada kehendak
pribadi.
Dalam
Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan sebuah pengajaran revolusioner. Apa yang
disampaikan Tuhan Yesus adalah merupakan kehendak Allah. Tuhan menghendaki
supaya umat mau terlebih dahulu memeriksa atau mengoreksi diri sebelum
mengoreksi orang lain. Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus lebih pengajaran-Nya, “Jangan
kau menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.” (ay. 1). Bukan maksud Tuhan Yesus agar umat tidak perlu mengkritisi orang lain atau menegur kesalahan orang lain,
melainkan agar umat waspada agar jangan sampai apa yang dikritik itu justru ada
dalam diri umat.
Jauh
lebih mudah mencari atau melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan diri
sendiri. Ketika melihat kesalahan atau kekurangan orang lain, kita cepat
mengkritik atau bahkan mencelanya. Namun kita tidak sadar bahwa seringkali apa
yang kita cela itu ada dalam diri kita. Misalnya, kita gampang mengritik
koruptor tanpa pernah sadar kita sendiri sering atau pernah melakukannya. Sabda Tuhan hari
ini mengajak kita untuk mengikuti teladan Abraham dalam mengikuti kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani mengritik diri sendiri
sebelum mengritik orang lain. Kita haruslah terlebih dahulu bersih sebelum
membersihkan sesama kita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar