Kamis, 23 April 2015

Renungan Hari Kamis Paskah III - B

Renungan Hari Kamis Paskah III, Thn B/I
Bac I  Kis 8: 26 – 40; Injil                        Yoh 6: 44 – 51;

Tuhan Yesus, dalam Injil hari ini, memperkenalkan Diri-Nya sebagai roti hidup. “Akulah roti hidup.” (ay. 48). Ada kesamaan efek dari makan (ay. 51) dan percaya (ay. 47), yaitu mempunyai hidup kekal atau hidup selama-lamanya. Oleh karena itu, makan roti hidup, yang adalah Tubuh Yesus sendiri, berarti juga menerima Dia dalam hidup; atau dengan perkataan lain, menjadi percaya. Kepercayaan inilah yang mendatangkan keselamatan. Ada banyak wujud keselamatan, salah satunya adalah hidup sukacita.

Hidup sukacita karena percaya pada Tuhan Yesus terlihat dalam bacaan pertama. Kemarin dikisahkan tentang warta Filipus di daerah Samaria yang mendatangkan sukacita yang sangat besar setelah penduduk menerima Tuhan Yesus. Hari ini juga terlihat gambaran serupa. Sukacita dialami oleh seorang Ethiopia. Setelah mendengarkan pewartaan Filipus, ia percaya dan mau menerima Tuhan Yesus (ay. 37). Wujud penerimaan itu adalah pembaptisan. Dikatakan bahwa setelah pembaptisan itu, “ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.” (ay. 39).

Hari ini sabda Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah sumber sukacita. Menerima Dia akan mendatangkan sukacita dalam hidup. Menerima Tuhan Yesus berarti percaya kepada-Nya. Karena itu, sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita yang sudah lama dibaptis. Dengan baptisan secara tidak langsung berarti kita sudah menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita. Persoalannya adalah apakah kita sudah mengalami sukacita? Jika belum, ini berarti kita belum menerima Dia sepenuh hati. Tuhan menghendaki agar kita menerima Dia sepenuh hati, ibarat menyantap roti tak bersisa.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar