Selasa, 10 Februari 2015

Renungan Hari Selasa Biasa V - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa V, Thn B/I
Bac I    Kej 1: 20 – 2: 4a; Injil           Mrk 7: 1 – 13;

Bacaan pertama hari ini masih melanjutkan kisah penciptaan dari Kitab Kejadian. Di sini dikisahkan tentang penciptaan hari kelima sampai hari ketujuh. Kalau kemarin frase yang menonjol adalah “jadilah petang dan pagi”, hari ini adalah “Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Setiap kali setelah mencipta, Allah menilai bahwa ciptaan-Nya itu baik. Dan karena selalu baik, maka di hari ketuju Allah memutuskan untuk istirahat sekaligus memberkati dan menguduskan hari itu. Tindakan Allah menguduskan hari ini menjadi perintah Allah bagi umat-Nya.

Injil hari ini menceritakan tentang pertentangan Tuhan Yesus dengan kelompok kaum Farisi dan ahli Taurat seputar kebiasaan mencuci tangan atau membersihkan diri sebelum makan. Ini merupakan tradisi yang dibangun oleh nenek moyang sejak jaman dahulu. Di sini Tuhan Yesus mengecam kaum Farisi dan ahli Taurat, karena sikap mereka yang berat sebelah. Bukan berarti Tuhan Yesus tidak menghargai tradisi leluhur. Di sini ada pertentangan antara perintah Allah dengan perintah nenek moyang, yang ada dalam tradisi. Yang terjadi adalah, kaum Farisi dan ahli Taurat lebih menekankan tradisi nenek moyang daripada perintah Allah. Tuhan Yesus menghendaki sebaliknya.

Setiap kita tentu hidup dalam tradisi. Kita tak bisa lepas dari budaya, dimana kita berasal dan dibesarkan. Tak selamanya tradisi itu buruk; dan tak selamanya juga baik. Kita yang sudah menerima Kristus diajak untuk setia kepada perintah Allah. Bukan berarti kita tidak lagi menghormati tradisi leluhur kita. Tuhan masih memperkenankan kita menghormati tradisi itu sejauh tidak mengalahkan perintah Allah. Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk bisa membuat skala prioritas berkaitan dengan tradisi. Jika sebuah tradisi tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, maka kita wajib meninggalkannya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar