Renungan Hari Selasa
Biasa III, Thn B/I
Bac I Ibr 10: 1 – 10; Injil Mrk 3: 31 – 35;
Hari ini bacaan pertama diambil dari Surat kepada Orang
Ibrani. Dalam suratnya, penulis berbicara tentang korban persembahan sebagai sarana keselamatan. Korban
persembahan diatur dalam hukum Taurat, namun keselamatannya bersifat bayangan
saja. Karena itu, korban persembahan itu musti diadakan terus menerus. Menurut
penulis hakekat keselamatan tampak pada persembahan diri, yaitu melakukan
kehendak Allah. Di sini penulis mau mengatakan kepada pembacanya bahwa melakukan
kehendak Allah adalah persembahan diri yang berkenan di hati Tuhan.
Injil hari ini juga berbicara tentang melakukan kehendak
Allah. Dikisahkan ketika Tuhan Yesus mengajar orang banyak, ibu dan
saudara-saudara-Nya datang. Orang banyak menyampaikan kedatangan mereka kepada
Tuhan Yesus. Bukannya langsung menyambut mereka, Yesus malah membuat pengajaran baru
berkaitan dengan relasi kekeluargaan. Tuhan Yesus membongkar sekat-sekat
primordialisme dalam masyarakat dan menggantikannya dengan bangunan kebersamaan
dalam persaudaraan sejati. Yang mengikat relasi satu sama lain tidak lagi
suku, darah, ras atau agama, melainkan pada kehendak Allah. Siapa saja yang
melakukan kehendak Allah, hidup dalam satu ikatan kekeluargaan. Semangat inilah
yang hendak dibangun Yesus.
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa melaksanakan
kehendak Allah menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Melakukan kehendak
Allah inilah yang akan mendatangkan keselamatan, bukan hanya di akhir zaman,
melainkan juga saat kini dan di sini. Hidup dalam persaudaraan satu sama lain
karena terikat satu keluarga tentulah akan mendatangkan kedamaian dan
ketentraman hidup. Kita tidak lagi memandang suku, agama, ras, golongan atau gendernya,
yang dapat menyebabkan kita terpecah-pecah, melainkan kita melihat sebagai satu
keluarga karena ikatan kehendak Allah. Siapapun yang melakukan kehendak Allah
adalah anggota keluarga kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar