Renungan Hari Sabtu
Biasa XXXI, Thn A/II
Bac I Flp 4: 10 – 19; Injil Luk 16: 9 – 15;
Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus tentang
perumpamaan bendahara yang tidak jujur, sebagaimana disampaikan kemarin. Lanjutan
pengajaran Tuhan Yesus berpuncak pada seruan untuk menentukan sikap kepada
siapa harus mengabdi. Karena bagi Tuhan Yesus, seseorang tidak dapat mengabdi
kepada dua tuan, yaitu Allah dan mamon. Jelaslah, bahwa di sini Tuhan Yesus
mengharapkan pendengar-Nya untuk menentukan sikap memilih Allah, karena Allah
dapat menyelamatkan hidup mereka. Ajakan Tuhan Yesus membuat kaum Farisi
menjadi galau. Namun Tuhan Yesus tetap menegaskan pilihan-Nya, karena apa yang
dikagumi manusia, dibenci oleh Allah (ay. 15).
Mengikuti ajakan Tuhan Yesus ini, Paulus kembali
menekankannya dalam bacaan pertama hari ini. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi,
Paulus menyatakan bahwa jemaat di Filipi sudah menghayati ajakan Tuhan Yesus itu.
Mereka tidak mau terikat pada mammon. Dan Paulus sudah mengalaminya. Karena
itulah, Paulus sangat bersukacita dalam Tuhan. Di sini Paulus mengajak mereka
untuk tidak terlalu mencemaskan hidup berkaitan dengan harta benda, karena bagi
Paulus, Tuhan Allah akan memenuhi keperluan mereka menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (ay. 19).
Dewasa ini uang, harta dan kekayaan menjadi sebuah kebutuhan
hidup yang paling mendasar. Kepadanya hidup manusia bergantung. Segala usaha
dan karya dilakukan untuk mendapatkan semua itu, yang adalah mamon. Dan karenanya,
tak sedikit orang mulai menyingkirkan Tuhan, atau diam-diam tetap mengabdi
pada-Nya. Sabda Tuhan pada kita hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan meminta
ketegasan sikap kita. Tuhan menghendaki supaya kita tetap mengabdi kepada-Nya. Kita
tak perlu cemas soal kekayaan itu, karena iman kepada-Nya membuat keperluan
kita akan dipenuhi.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar