Kamis, 20 November 2014

Renungan Hari Kamis Biasa XXXIII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXXIII, Thn A/II
Bac I    Why 5: 1 – 10; Injil               Luk 19: 41 – 44;

Ada satu kata dari sabda Tuhan hari ini yang dapat menjadi bahan renungan kita. Kata itu adalah menangis. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu kepada Yohanes, tindakan menangis dilakukan oleh Yohanes sendiri. Dalam penglihatannya, Yohanes melihat ada gulungan kitab dengan tujuh meterainya. Ada kerinduan dalam diri Yohanes untuk membuka dan melihat isi gulungan kitab itu. Akan tetapi tak ada satu orang pun, baik di sorga maupun di bumi, yang dapat membukakannya. Yohanes sedih dan menangis. Yohanes menangis karena kerinduannya tak penuhi.

Dalam Injil hari ini, yang menangis adalah Tuhan Yesus sendiri. Dikatakan bahwa setelah melihat kota Yerusalem, Tuhan Yesus menangis. Jadi, yang ditangisi Tuhan Yesus adalah nasib kota Yerusalem. Sebenarnya ada kerinduan dalam hati Tuhan Yesus agar kota Yerusalem (warga kotanya) mengalami damai sejahtera. Akan tetapi, kerinduan Tuhan Yesus ini sepertinya tidak terwujud. Malah yang dilihat Tuhan Yesus tentang kota itu adalah kehancuran. Hal inilah yang membuat Tuhan Yesus sedih lalu menangis. Tuhan Yesus menangis karena kerinduan-Nya tak terpenuhi.

Menangis adalah salah satu tindakan manusia. Di saat mengalami kesedihan, manusia mengungkapkannya dengan menangis. Ada banyak faktor yang menyebabkan manusia merasa sedih. Salah satunya adalah tak terpenuhinya harapan dan impian. Misalnya, gagal dalam ujian atau putus cinta (gagal dalam membangun relasi). Satu hal yang perlu disadari oleh kita adalah menangis atas keberdosaan kita. Dosa mengisyaratkan bahwa kita tidak sesuai sebagaimana mestinya. Jika memang kita sadar bahwa kita telah berdosa, maka sudah selayaknya kita menangis untuk itu. Tindakan menangis tidak hanya berhenti di situ saja, melainkan berlanjut pada pertobatan. Dan tobat dapat mewujudkan kembali jati diri kita sebagaimana mestinya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar