Renungan Hari Kamis
Biasa XXXI, Thn A/II
Bac I Flp 3: 3 – 8a; Injil Luk 15: 1 – 10;
Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Tuhan Yesus berbicara
dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Melihat hal itu orang
Farisi dan ahli Taurat mengkritik Dia. Dari sini Tuhan Yesus menyampaikan
perumpamaan tentang domba dan dirham yang hilang. Dikatakan bahwa baik
pengembala maupun perempuan yang kehilangan dirham akan merasa bergembira
setelah ditemukannya yang hilang. Perasaan mereka itu merupakan gambaran
perasaan Allah, yang bergembira karena orang berdosa bertobat. Di sini Tuhan
Yesus mau menekankan bahwa Tuhan sangat mengutamakan pertobatan daripada hidup
merasa benar.
Apa yang disampaikan Yesus dalam Injil, kembali ditekankan Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Dalam bacaan pertama hari ini, Paulus membeberkan
siapa dirinya, mulai dari kesetiaannya memelihara tradisi sunat hingga
penerapan hukum Taurat yang tak bercacat. Dalam kacamata manusia, Paulus adalah
orang hebat. Akan tetapi, setelah berkenalan dengan Tuhan Yesus, semua itu
dianggap Paulus sebagai kerugian dan menganggapnya sampah. Paulus bertobat, dan
inilah yang dikehendaki Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan sangat suka
akan pertobatan. Tuhan akan bersukacita jika kita yang berdosa mau bertobat dan
kembali kepada-Nya. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk
senantiasa menyadari keberdosaan kita, dan dengan rendah hati menyesalinya lalu
bertobat. Salah satu dosa terberat adalah merasa diri tak berdosa, sebagaimana
yang dilakukan orang Farisi dan ahli Taurat. Padahal, kita semua tahu bahwa tak
ada manusia yang tak luput dari dosa. Semua manusia pasti berdosa. Namun perlu
disadari bahwa Tuhan senantiasa membuka pintu tobat. Tergantung sejauh mana
kita sadar untuk bertobat.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar