Renungan Hari Jumat
Biasa XXX, Thn A/II
Bac I Flp 1: 1 – 11; Injil Luk 14: 1 – 6;
Injil hari ini menceritakan tindakan mukjizat yang dilakukan Tuhan
Yesus di rumah salah seorang pemimpin kaum Farisi. Peristiwa itu terjadi pada
hari sabat, hari yang dikuduskan oleh semua orang Yahudi. Ada yang menarik
sekaligus unik dalam kejadian itu. Ketika Tuhan Yesus bertanya kepada para ahli
Taurat dan kaum Farisi yang hadir di situ apakah boleh menyembuhkan orang sakit
pada hari sabat atau tidak, tak seorangpun memberikan jawaban. Mereka semua diam. Sebenarnya mereka
sudah tahu, tapi tidak mau menjawab karena ingin mendapatkan bukti untuk
menyalahkan Yesus. Dan setelah Yesus menyembuhkan orang sakit itu, lalu
memberikan pertanyaan dengan sebuah perbandingan, dikatakan bahwa “mereka tidak
sanggup membantah-Nya.” (ay. 6). Kebenaran dalam pertanyaan Yesus yang kedua memang sulit
dibantahkan. Di sini Tuhan Yesus mau memberi teladan hidup bagaimana
mendahulukan kemanusiaan daripada aturan belaka.
Teladan Yesus inilah yang ingin disampaikan Paulus dalam bacaan
pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menyatakan bahwa Tuhan
Yesus sudah memulai pekerjaan yang baik dan meneruskannya kepada jemaat. Karena
itu, Paulus mengajak jemaat untuk terus meneruskan pekerjaan baik Tuhan Yesus
itu dalam kehidupan sehari-hari. Paulus meminta mereka untuk senantiasa
melakukan tindakan-tindakan baik, suci dan tak bercacat.
Yesus Kristus adalah teladan hidup. Dia merupakan Guru Agung
sejati, yang mengajar tidak hanya lewat kata-kata, melainkan juga dengan
tindakan nyata. Hari ini kita mendapat teladan hidup dari Yesus, yaitu mau
mendahulukan kepentingan kemanusiaan daripada terpaku pada aturan. Bukan berarti
Tuhan Yesus tidak menghargai aturan. Namun janganlah demi aturan, nilai-nilai
kemanusiaan dikorbankan. Tuhan menghendaki kita untuk berjuang demi nilai-nilai
kemanusiaan, bukan semata-mata pada aturan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar