Minggu, 26 Oktober 2014

Renungan Hari Minggu Biasa XXX - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Kel 22: 21 – 27; Bac II                      1Tes1: 5c – 10;
Injil      Mat 22: 34 – 40;

Injil hari ini menceritakan pengajaran Tuhan Yesus tentang hukum yang terutama dalam Kitab Taurat. Pengajaran ini dikaitkan dengan pertanyaan orang-orang Farisi yang ingin mencobai Yesus. Dari sinilah akhirnya Tuhan Yesus menyampaikan hukum cinta kasih sebagai hukum terutama. Tuhan Yesus menegaskan bahwa dalam hukum cinta kasih ini “tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (ay. 40). Dalam hukum cinta kasih itu terdapat dua arah yang tak bisa dipisahkan, yaitu cinta kepada Allah dan kepada sesama. Keduanya ibarat dua sisi mata uang, yang bukan saja saling melengkapi tetapi juga saling mengandaikan.

Dalam Kitab Keluaran yang menjadi bacaan pertama, Allah membeberkan kepada umat Israel bagaimana mengasihi sesama. Apa yang disampaikan Allah di sini masih sebagian kecil. Bacaan pertama hari ini sebenarnya merupakan rangkaian hukum/perintah Allah kepada umat Israel setelah Allah memberikan sepuluh perintah-Nya (Kel 20 – 30). Di sini Tuhan Allah mau mengatakan bahwa Dia peduli pada orang kecil dan tertindas. Karena itu, umat Israel tidak boleh berlaku kasar dan jahat terhadap kaum miskin, lemah, kecil dan tersingkir. Umat Israel musti memperhatikan dan mengasihi mereka.

Jika dalam bacaan pertama Allah menyampaikan ajaran kasih kepada sesama, maka Tuhan Yesus dalam Injil melengkapinya dengan mengasihi Allah dan sesama. Cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama menjadi inti Injil Kristus. Dan inilah yang diwartakan Paulus. Dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus menyatakan bahwa Injil diwartakan bukan dengan kata-kata saja melainkan dengan kekuatan Roh Kudus. Paulus berharap agar jemaat senantiasa menghidupi semangat Injil itu sebagaimana yang telah dilakukan jemaat di beberapa tempat.

Cinta kasih adalah inti Injil. Cinta kasih merupakan inti ajaran Yesus. Cinta kasih menjadi ciri khas agama Kristen. Semua orang Kristen tentu tahu akan hal itu. Umat juga pasti sudah terlalu sering mendengar tentang ajaran cinta kasih. Menjadi pertanyaan, sejauh mana kita menghayati ajaran cinta kasih itu? Jangan-jangan kita berlaku seperti kaum Farisi. Mereka sebenarnya tahu bahwa cinta kasih adalah yang terutama dalam Kitab Taurat. Akan tetapi mereka mencobai Yesus. Bahkan belum tentu mereka sudah mempraktekkan ajaran itu. Karena itu, melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki kita supaya jangan hanya tahu soal ajaran cinta kasih saja, melainkan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan. Kita hendaknya, seperti digaungkan Paulus, menggemakan ajaran cinta kasih ini sehingga kehidupan kasih itu dapat tersiar di tengah masyarakat.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar