Renungan Hari Minggu
Biasa XXX, Thn A/II
Bac I Kel 22: 21 – 27; Bac II 1Tes1: 5c – 10;
Injil Mat 22: 34 – 40;
Injil hari ini menceritakan pengajaran Tuhan Yesus tentang hukum
yang terutama dalam Kitab Taurat. Pengajaran ini dikaitkan dengan pertanyaan
orang-orang Farisi yang ingin mencobai Yesus. Dari sinilah akhirnya Tuhan Yesus
menyampaikan hukum cinta kasih sebagai hukum terutama. Tuhan Yesus menegaskan
bahwa dalam hukum cinta kasih ini “tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab
para nabi.” (ay. 40). Dalam hukum cinta kasih itu terdapat dua arah yang tak
bisa dipisahkan, yaitu cinta kepada Allah dan kepada sesama. Keduanya ibarat
dua sisi mata uang, yang bukan saja saling melengkapi tetapi juga saling
mengandaikan.
Dalam Kitab Keluaran yang menjadi bacaan pertama, Allah
membeberkan kepada umat Israel bagaimana mengasihi sesama. Apa yang disampaikan
Allah di sini masih sebagian kecil. Bacaan pertama hari ini sebenarnya
merupakan rangkaian hukum/perintah Allah kepada umat Israel setelah Allah
memberikan sepuluh perintah-Nya (Kel 20 – 30). Di sini Tuhan Allah mau
mengatakan bahwa Dia peduli pada orang kecil dan tertindas. Karena itu, umat
Israel tidak boleh berlaku kasar dan jahat terhadap kaum miskin, lemah, kecil
dan tersingkir. Umat Israel musti memperhatikan dan mengasihi mereka.
Jika dalam bacaan pertama Allah menyampaikan ajaran kasih
kepada sesama, maka Tuhan Yesus dalam Injil melengkapinya dengan mengasihi
Allah dan sesama. Cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama menjadi inti Injil
Kristus. Dan inilah yang diwartakan Paulus. Dalam bacaan kedua, yang diambil
dari Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus menyatakan
bahwa Injil diwartakan bukan dengan kata-kata saja melainkan dengan kekuatan
Roh Kudus. Paulus berharap agar jemaat senantiasa menghidupi semangat Injil itu
sebagaimana yang telah dilakukan jemaat di beberapa tempat.
Cinta kasih adalah inti Injil. Cinta kasih merupakan inti
ajaran Yesus. Cinta kasih menjadi ciri khas agama Kristen. Semua orang Kristen tentu
tahu akan hal itu. Umat juga pasti sudah terlalu sering mendengar tentang
ajaran cinta kasih. Menjadi pertanyaan, sejauh mana kita menghayati ajaran
cinta kasih itu? Jangan-jangan kita berlaku seperti kaum Farisi. Mereka sebenarnya
tahu bahwa cinta kasih adalah yang terutama dalam Kitab Taurat. Akan tetapi
mereka mencobai Yesus. Bahkan belum tentu mereka sudah mempraktekkan ajaran
itu. Karena itu, melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki kita supaya jangan
hanya tahu soal ajaran cinta kasih saja, melainkan dapat mempraktekkannya dalam
kehidupan. Kita hendaknya, seperti digaungkan Paulus, menggemakan ajaran cinta
kasih ini sehingga kehidupan kasih itu dapat tersiar di tengah masyarakat.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar