Jumat, 26 September 2014

Renungan Hari Jumat Biasa XXV - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXV, Thn A/II
Bac I    Pkh 3: 1 – 11; Injil                Luk 9: 18 – 22;

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Pengkhotbah, penulis memberikan nasehat yang sangat menarik buat para pembacanya. Segala sesuatu ada saatnya (ay. 1). Nasehat Pengkhotbah ini mengingatkan orang akan adagium roda berputar, di mana ada saat yang bagian atas berada di bawah, dan yang bagian bawah berada di atas. Dengan nasehat ini penulis mau mengajak pembacanya untuk tidak larut dalam situasi yang dialami saat tertentu. Misalnya, di saat sedih, orang jangan terlalu larut dalam kesedihan, karena ada saatnya orang mengalami kegembiraan. Dengan mengikuti nasehat ini orang akan dapat menikmati hidup apa adanya.

Senada dengan apa yang diajarkan Pengkhotbah, Tuhan Yesus mengajak para murid-Nya untuk menahan diri dalam menyampaikan ke orang lain siapa Diri-Nya. Dalam Injil dikisahkan bahwa Yesus membuka tabir diri-Nya, baik menurut pendapat orang banyak maupun murid-murid sendiri. Pendapat para murid diwakili oleh Petrus dengan menjawab bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah (ay. 20). Tuhan Yesus melarang para murid-Nya untuk tidak memberitahukan kepada siapapun siapa diri-Nya, karena saatnya belum tiba. Artinya, akan ada saatnya murid-murid diperbolehkan memberitakan status Yesus itu.

Dewasa ini banyak orang berlomba-lomba untuk selalu menjadi yang pertama dan utama. Dalam perjuangannya itu, mereka jarang memikirkan berbagai pertimbangan. Yang penting dirinya menjadi orang yang pertama dalam segala hal. Ini membuat manusia hidup dalam ketergesa-gesaan. Hidup tidak sabar. Akibatnya, mereka jarang sekali menikmati hidup. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk bersabar. Nasehat segala sesuatu ada saatnya mengajari kita untuk bersabar. Nasehat ini menunjukkan pada kita bahwa hidup itu memiliki dua sisi. Ia mengajak kita untuk tidak larut pada satu sisi saja dan melupakan sisi yang lain. Harus disadari bahwa Tuhan memiliki rencana tersendiri buat kita. Oleh karena itu, kita diajak untuk menikmati saja hidup ini.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar