Renungan Hari Kamis
Biasa XIX, Thn A/II
Bac I Yeh 12: 1 – 12; Injil Mat 18: 21 – 19: 1;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi
Yehezkiel, mengisahkan cara Tuhan menegur umat Israel atas dosa dan pelanggaran
mereka. Tuhan menilai bangsa Israel sebagai pemberontak, yang sudah tak bisa melihat
dan mendengarkan suara Tuhan Allah. Tuhan ingin menghukum mereka. Maka, melalui
Yehezkiel dibuatlah semacam perbandingan. Yehezkiel membuat dirinya sebagai
orang buang, dan ini menjadi lambang bagi orang Israel yang akan menjadi orang
buangan. Sebenarnya harapan Tuhan adalah melalui perbandingan Yehezkiel ini
umat menyesal dan bertobat.
Hal yang sama juga diharapkan raja dalam kisah perumpamaan
yang diceritakan Tuhan Yesus dalam Injil. Dalam perumpamaan itu tampak jelas
bahwa sang raja menaruh belas kasihan terhadap hamba pertama yang berhutang
padanya. Di hadapan hamba itu, raja menunjukkan belas kasihnya dengan menghapus
seluruh hutangnya. Raja berharap agar hamba itu memiliki sikap seperti sang
raja, berbelas kasih terhadap sesama. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Terhadap
hamba yang lain, yang berhutang kepadanya, ia bertindak tanpa belas kasihan. Hamba
pertama mengabaikan contoh baik yang diberikan sang raja.
Harus diakui bahwa manusia adalah makhluk lemah. Kelemahan ini
membuat manusia sering jatuh ke dalam dosa. Memang Tuhan dan juga kita
mengharapkan agar kita tidak berdosa, namun kelemahan kita menuntun kita ke arah sana. Akan tetapi, yang perlu disadari adalah Tuhan senantiasa mengharapkan
agar kita sadar akan kesalahan kita dan menyesali dosa. Untuk hal ini Tuhan
menempuh berbagai macam cara. Semuanya tergantung bagaimana kita membuka hati untuk
menangkap pesan Allah sehingga pertobatan terwujud. Tuhan menghendaki supaya
kita bertobat dan menyebarkan kebaikan Allah pada kita kepada orang lain.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar