Renungan Hari Senin Biasa
X, Thn A/II
Bac I 1Raj 17: 1 – 6; Injil Mat 5: 1 – 12;
Sabda Yesus dalam Injil hari ini dikenal dengan istilah Sabda
Bahagia. Dalam pengajaran-Nya di atas bukit, Yesus menyampaikan ucapan
berbahagia bagi orang miskin, berdukacita, lemah lembut, dianiaya oleh karena
kebenaran, atau orang, yang karena nama Yesus dicela, difitnah dan dianiaya,
serta masih banyak lagi. Dalam kaca mata manusia, sabda Yesus ini agak sulit
masuk di akal. Bagaimana mungkin orang yang berdukacita dan dianiaya serta
dicela dan difitnah merasa bahagia? Normalnya mereka akan merasa sedih, kecewa,
marah dan ingin membalas. Sabda Bahagia Yesus di bukit ini harus dimengerti
sebagai sebuah sikap berserah diri kepada Tuhan. Apapun yang terjadi pada diri
kita, diserahkan kepada Tuhan. Dialah yang akan memperhatikan kita.
Sikap yang dikehendaki Tuhan Yesus dalam sabda-Nya di atas
tampak dalam diri nabi Elia. Dalam bacaan pertama dikisahkan bahwa bangsa
Israel dilanda kekeringan besar. Tuhan meminta Elia untuk bersembunyi di tepi
sungai Kerit, di sebelah Timur Sungai Yordan (ay. 3). Elia mengikuti saja apa
yang diperintahkan Tuhan. Dia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan
yang Maha Baik. Dan terlihat, sekalipun musim kemarau melanda, Elia tidak mati
kelaparan karena Tuhan memperhatikannya.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berserah diri kepada
penyelenggaraan Tuhan. Kita tak perlu disibukkan dengan urusan-urusan remeh
yang justru akan membuat kita susah menderita. Tuhan Yesus mengajak kita
berbahagia sekalipun saat ini kita menderita karena dicela, difitnah, dianiaya
dan lain sebaginya. Kita serahkan semua persoalan itu kepada Tuhan. Biarlah
Tuhan yang “membalas” mereka yang telah menyusahkan kita hanya karena mengikuti
Yesus Kristus.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar