Renungan Hari Sabtu
Biasa XI, Thn A/II
Bac I 2Taw 24: 17 – 25; Injil Mat 6: 24 – 34;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Tawarikh
yang kedua, berkisah tentang sejarah Bangsa Israel di bawah pimpinan Raja Yoas.
Yoas inilah yang ketika kecil diselamatkan imam Yoyanda di rumah Tuhan dari
kekejaman Atalya. Akan tetapi, setelah menjadi raja, Yoas menunjukkan
ketidaksetiaannya kepada Allah. Ia mengabdi juga kepada berhala-berhala. Hal
ini membuat Tuhan menyerahkan bangsa Israel kepada bangsa Aram untuk dijajah
(ay. 24).
Dalam Injil hari ini Yesus memberikan pengajaran perihal
kekhawatiran. Tuhan Yesus berkata, “Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai.” (ay. 25). Lebih lanjut Tuhan Yesus mengajak
pendengar-Nya untuk bercermin pada burung-burung di udara (ay. 26 – 27) dan
bunga bakung di ladang (ay. 28 – 30). Menjadi pertanyaan, apakah memang benar
Yesus melarang orang untuk tidak perlu merasa khawatir? Ajaran Yesus ini harus
dikaitkan dengan ayat pengantar pengajaran-Nya, yaitu soal mengabdi pada dua
tuan: Allah dan mammon (ay. 24). Banyak orang, karena kekhawatirannya terpaksa
menyisihkan yang satu dan berpaling pada yang lain. Kiranya situasi inilah yang
terjadi dengan Raja Yoas dan sebagian besar umat Israel pada bacaan pertama.
Cemas, khawatir dan gelisah merupakan bagian dari hidup
manusia. Setiap manusia tentulah pernah mengalami atau merasakan kekhawatiran
atau juga kecemasan. Ada banyak hal yang menjadi sebab munculnya perasaan itu.
Jadi, perasaan khawatir adalah wajar. Namun sabda Tuhan hari ini mengajak kita
agar kekhawatiran itu jangan sampai kita meninggalkan Tuhan dan berpaling
kepada ilah-ilah yang lain. Misalnya, ada orang yang khawatir akan bisnisnya
bakal hancur, bukannya datang kepada Tuhan memohon bantuan tetapi pergi ke
Gunung Kawi memohon petunjuk kepada ilah yang ada di sana. Sikap inilah yang
ditentang Yesus dalam pengajaran-Nya. Tuhan menghendaki agar kita tetap setia kepada-Nya
sekalipun kita menghadapi kekhawatiran. Kita diajak untuk menyerahkan semua
kekhawatiran kita kepada Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar