Kamis, 27 Februari 2014

Renungan Hari Kamis Biasa VII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa VII, Thn A/II
Bac I   : Yak 5: 1 – 6; Injil  : Mrk 9: 41 – 50

Dalam Injil hari ini, Markus memaparkan pengajaran Yesus tentang tuntutan menjadi orang baik. Bagi Yesus, untuk menjadi orang baik jangan tanggung-tanggung atau setengah-setengah. Menjadi orang baik itu haruslah total menyeluruh. Oleh karena itu, bila ada satu atau dua hal dalam kehidupan yang merusak kebaikan itu, hendaknya kita membuangnya. Ini diistilahkan dengan memenggal tangan atau kaki bila salah satunya menyesatkan, atau mencungkil mata bila memang mata itu yang menyesatkan. Adalah lebih baik kita kehilangan sesuatu yang merusak hidup kita, daripada kita kehilangan semuanya. Hal ini masih berkaitan dengan ajaran Yesus soal menjadi sempurna seperti Bapa di surga sempurna (Mat 5: 48).

Dalam bacaan pertama, Yakobus memberikan pengajaran tentang menjadi orang baik itu. Secara khusus surat Yakobus ini ditujukan kepada orang-orang kaya yang hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan menindas orang lemah. Di sini Yakobus mau mengingatkan kita bahwa kekayaan itu dapat menjadi penghalang bagi kita untuk menikmati kehidupan kekal. Karena itulah, dibutuhkan sikap berani seperti yang diajarkan Yesus, yaitu "membuang" kekayaan itu. Yakobus secara implisit mau mengajak kita untuk saling berbagi. Daripada kekayaan itu membinasakan kita, lebih baik menyelamatkan orang lain yang juga diri kita sendiri.

Dalam kehidupan tak jarang kita dihadapkan pada dua pilihan dilematis: baik tapi susah dan jahat tapi enak. Yang baik itu selalu mendatangkan kebahagiaan, sementara yang jahat melahirkan derita, sekalipun nikmat mengiringinya. Karena itu, untuk menjadi baik, kita harus berani meninggalkan apa yang enak yang ada pada yang jahat itu. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan mengingatkan kita bahwa untuk menjadi baik itu membutuhkan pengorbanan. Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa melakukan kebaikan dalam kehidupan, bukan hanya kepada diri sendiri dan Tuhan, melainkan juga kepada sesama. Kita harus berani mengorbankan yang ada dalam diri kita jika itu dapat menjadi penghalang bagi kita untuk berbagi.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar