Renungan Hari Jumat Biasa
VI, Thn A/II
Bac I : Yak 2: 14 – 24, 26; Injil : Mrk 8: 34 – 9: 1
Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Yesus tentang
kehendak Allah. Kalau kemarin pengajaran itu seakan ditujukan kepada Petrus
semata, kini pengajaran itu ditujukan kepada orang banyak dan rasul lainnya. Topikya
sedikit berubah, yaitu tentang menjadi pengikut-Nya. Dibutuhkan syarat untuk mengikuti
Yesus, yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Sekali lagi, tentu ini
bertentangan dengan keinginan setiap orang, tapi kehendak Allah yang
diutamakan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan iman atau sikap berserah diri
kepada kehendak Allah.
Dalam bacaan pertama, Rasul Yakobus berbicara juga soal iman.
Dalam suratnya Yakobus mengatakan bahwa iman itu harus diwujudnyatakan dalam
tindakan. “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (ay. 26). Dan dalam
menyatakan iman dalam perbuatan itu, terkadang kita dibingungkan dengan dilema
keinginan pribadi dan kehendak Allah. Namun, sebagai murid Kristus, kita tetap
disadarkan bahwa kehendak Allah-lah yang harus terjadi.
Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menyadarkan kita akan
pilihan hidup kita sebagai pengikut Yesus. Kita diminta untuk berserah diri
kepada kehendak Allah. Sikap berserah diri itu merupakan ungkapan iman. Namun,
iman itu hendaknya diwujudnyatakan dalam kehidupan. Tuhan menghendaki agar kita
menampakkan iman kita dalam perbuatan-perbuatan yang dapat dirasakan dan
dinikmati oleh orang lain. Iman memang merupakan ungkapan pribadi, tapi memiliki efek sosial.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar