HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur
untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya
merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta
ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak pantheon, yaitu tempat ibadat kafir
untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada
Santa Maria bersama para rasul. Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan
pada hari Minggu sesudah Pentekosta. Lama kelamaan pesta ini menjadi popular untuk
menghormati para kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun
mereka yang belum dan yang tidak diketahui.
Pesta hari ini dirayakan untuk menghormati segenap anggota
Gereja, yang oleh jemaat-jemaat perdana disebut “Persekutuan para kudus”, yakni
persekutuan semua orang yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus
dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Secara khusus pada hari raya ini
kita memperingati rombongan besar orang yang berdiri di hadapan takhta Allah,
karena mereka telah memelihara imannya dengan baik sampai pada akhir
pertandingan di dunia ini sehingga memperoleh ganjaran yang besar di surga.
Di antara mereka yang berbahagia itu teristimewa tampil para
santo-santa, beato-beata sebagai perintis jalan dan penuntun bagi kita. Para kudus
yang berbahagia di surga itu bersama Santa Perawan Maria, Bunda Gereja,
mendoakan kita agar tekun dalam perjuangan dan tabah dalam penderitaan. Bersama
mereka kita nantikan kebangkitan badan. Dan bila Kristus menyatakan diri dalam
kemuliaan, kita akan menjadi serupa dengan Dia. Pada saat itulah terjalin
kesatuan kita yang sempurna dengan Kristus dan dengan semua saudara kita. Para kudus
itu berbahagia karena mereka telah mengikuti Kristus.
Kebahagiaan dan kemuliaan mereka tak bisa kita lukiskan
dengan kata-kata manusiawi. Sehubungan dengan itu Santo Paulus berkata, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam
hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
(1Kor 2: 9). Ganjaran yang diterimanya dari Kristus adalah turut serta di dalam
Perjamuan Perkawinan Anak Domba Allah. Air mata mereka telah dihapus sendiri
oleh Yesus. Tentang itu Yohanes menulis, “Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan perkawinan Anak Domba.” (Why 19: 9). “Dan Dia akan menghapus segala air mata
mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis atau berdukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah
berlalu.” Oleh sebab itu, “Kita
mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita
meninggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita. Marilah kita
melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi
Dia yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibr 12: 1 – 2).
sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar