Minggu, 08 September 2013

Renungan Hari Minggu Biasa XXIII-C

Renungan Hari Minggu Biasa XXIII, Thn C/I
Bac I   : Keb 9: 1318; Flm 9b – 10, 12 - 17
Injil     : Luk 14: 25 33

Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan tentang syarat kemuridan-Nya, yaitu “memikul salibnya dan mengikuti Aku.” (ay. 27). Ini mengisyaratkan bahwa menjadi murid Yesus bukanlah perkara yang mudah. Kita dituntut untuk mau dan berani meninggalkan apa yang kita senangi dan kita sukai dalam hidup ini. Menjadi murid Yesus berarti kita mau menjadikan Yesus yang paling utama dalam hidup ini.

Paulus sudah mewujudkannya. Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus mengatakan bahwa penderitaan yang dialaminya, yaitu penjara, semata-mata demi Injil Kristus. Paulus, yang demi mewartakan Injil Kristus sebagai wujud tugasnya sebagai murid Yesus, rela meninggalkan kesenangan pribadinya. Semua itu ditanggung dengan sukarela.

Sabda Tuhan hari ini kembali mau menyadarkan kita akan status kita sebagai orang kristen, murid Yesus. Sabda Tuhan mengingatkan kita bahwa menjadi murid Yesus berarti kita harus memikul salib kita dalam kehidupan ini dan mengikuti Dia. Yesus menjadi yang utama. Inilah kehendak Tuhan bagi kita.

Mungkin sangat sulit kita memahami kehendak Tuhan ini untuk kehidupan kita. Tak jarang kita mengakui bahwa kita memang mau dan sudah menjadi murid Yesus, tapi lemah dalam pelaksanaannya karena kita tak berani memikul salib kita. Untuk itulah, seperti nasehat Kitab Kebijaksanaan, dalam bacaan pertama hari ini, hendaknya kita selalu memohon Roh Kudus untuk menerangi budi dan hati kita agar kita benar-benar dapat mengenal kehendak-Nya (ay. 17). Dengan Roh Kudus itu juga kita dimampukan untuk berani dan mau memikul salib kita dan mengikuti Yesus.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar