Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn C/I
Bac I : 1Tes 1: 2b – 5, 8b – 10; Injil : Mat 23: 13 – 22
Sabda Tuhan hari ini
menghendaki kita supaya senantiasa menjaga keselarasan antara kata dan
perbuatan, khususnya dalam pewartaan kita. Warta perbuatan lebih hidup daripada
warta kata-kata. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang
pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus mengungkapkan perngalaman dirinya
yang mewartakan Injil “bukan dengan kata-kata saja,” (ay. 5), melainkan dengan
sikap hidupnya. Hal ini lebih dilihat oleh umat, sehingga “mereka sendiri
bercerita tentang kami.” (ay. 9).
Sikap tidak konsisten antara
kata dan perbuatan menjadi bahan kecaman Yesus dalam Injil hari ini. Sikap itu
ada pada kaum Farisi dan para ahli Taurat, yang bagi Yesus dikenal sebagai
orang-orang munafik. Keprihatinan Yesus atas sikap munafik mereka beralasan,
karena mereka bukan hanya menggagalkan orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan diri mereka sendiri (ay. 13). Melalui kecaman-Nya ini, Yesus
menghendaki agar kita tidak meniru teladan mereka.
Melalui sabda-Nya, Tuhan mau
menyadarkan kita untuk menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan. Tuhan
menghendaki agar kata-kata baik yang keluar dari mulut kita ditunjukkan juga
dalam perbuatan kita. Selain itu harus juga menampilkan kesesuaian antara kata
dan perbuatan. Pesan ini pas buat para imam, yang suka berbicara tapi kurang
pelaksanaannya. Misalnya, ada imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup
sederhana sesuai ajaran Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta
kemewahan. Atau menghimbau umat untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang
Gereja diambil demi kepentingan pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan
menghendaki supaya kita tidak hanya memberi contoh lewat kata-kata saja,
melainkan juga melalui perbuatan nyata.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar