Senin, 26 Agustus 2013

Renungan Hari Senin Biasa XXI - C

Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : 1Tes 1: 2b – 5, 8b – 10; Injil    : Mat 23: 13 – 22
Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita supaya senantiasa menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan, khususnya dalam pewartaan kita. Warta perbuatan lebih hidup daripada warta kata-kata. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus mengungkapkan perngalaman dirinya yang mewartakan Injil “bukan dengan kata-kata saja,” (ay. 5), melainkan dengan sikap hidupnya. Hal ini lebih dilihat oleh umat, sehingga “mereka sendiri bercerita tentang kami.” (ay. 9).
Sikap tidak konsisten antara kata dan perbuatan menjadi bahan kecaman Yesus dalam Injil hari ini. Sikap itu ada pada kaum Farisi dan para ahli Taurat, yang bagi Yesus dikenal sebagai orang-orang munafik. Keprihatinan Yesus atas sikap munafik mereka beralasan, karena mereka bukan hanya menggagalkan orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan diri mereka sendiri (ay. 13). Melalui kecaman-Nya ini, Yesus menghendaki agar kita tidak meniru teladan mereka.
Melalui sabda-Nya, Tuhan mau menyadarkan kita untuk menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan. Tuhan menghendaki agar kata-kata baik yang keluar dari mulut kita ditunjukkan juga dalam perbuatan kita. Selain itu harus juga menampilkan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Pesan ini pas buat para imam, yang suka berbicara tapi kurang pelaksanaannya. Misalnya, ada imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup sederhana sesuai ajaran Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta kemewahan. Atau menghimbau umat untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang Gereja diambil demi kepentingan pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya memberi contoh lewat kata-kata saja, melainkan juga melalui perbuatan nyata.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar