Renungan Hari Sabtu Prapaskah IV, Thn C/I
Bac I : Yer 11: 18 – 20; Injil : Yoh 7: 40 – 53
Injil hari ini melanjutkan pertentangan Yesus dengan orang Yahudi seputar identitas diri-Nya. Akan tetapi pertentangan itu tidak lagi hanya terjadi antara Yesus dengan orang Yahudi saja, melainkan juga antara sesama orang Yahudi. Ada banyak orang yang mulai percaya kepada Yesus. Orang-orang ini berasal dari kalangan bawah. Lawan mereka adalah para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak percaya (ay. 48). Mereka sangat sombong karena status dan jabatan mereka, sehingga memandang rendah orang lain.
Cukup menarik kalau kita perhatikan sumber kepercayaan dan ketidakpercayaan mereka pada Yesus. Mereka yang percaya pada Yesus mendasarkan pada apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Artinya, berdasarkan realitas. Sedangkan para pemimpin agama tidak percaya karena didasari pada aturan dan Taurat. Jadi, dasar ketidakpercayaan mereka bukan pada realitas diri Yesus, tetapi pada subyektifitas. Karena tidak suka dan tidak senang pada Yesuslah yang membuat mereka tidak percaya, bukan pada kebenaran yang ada pada Yesus.
Peristiwa dalam Injil hari ini ternyata dapat kita temui dalam kehidupan dewasa kini. Sikap arogan atas status dan jabatan sering ditunjukkan para pimpinan Gereja yang menganggap umat tidak tahu apa-apa dan bodoh. Dengan mengatasnamakan aturan dan hukum banyak petugas Gereja membodohi dan membohongi umatnya. Sekalipun ada sesama rekan yang menegur (seperti Nikodemus), tetap saja mereka bersembunyi di balik aturan, hukum dan uskup.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita, khususnya para pemimpin agama, untuk bersikap rendah hati. Harus disadari bahwa terkadang, bahkan sering kebenaran dan kebaikan itu muncul dari umat. Jangan menyepelekan umat. Ada pepatah vox populi, vox Dei, suara rakyat adalah suara Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar