Renungan Hari Selasa Biasa III, Thn C/I
Bac I : Ibr 10: 1 – 10; Injil : Mrk 3: 31 – 35
Banyak orang, setelah membaca Injil hari ini, berkesimpulan bahwa Yesus tidak hormat pada orang tuanya, khususnya sang ibu. Rasa tidak hormat itu tampak dari sikap Yesus mengabaikan mereka. "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" (ay. 33). Apalagi ditambah dengan kalimat, "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!: (ay. 34) yang dikatakan Yesus dengan merujuk pada orang lain.
Apakah memang Yesus tidak menghormati ibunya? Sama sekali tidak. Melalui peristiwa itu Yesus mau mengajarkan kepada orang banyak tentang ikatan kekeluargaan yang baru. Artinya, Yesus menggunakan momen itu untuk menyampaikan pengajarannya. Tentu ini merupakan metode pengajaran yang kontekstual.
Pengajaran Yesus kepada orang banyak menjadi pengajaran-Nya kepada kita dewasa ini. Melalui Injil hari ini Tuhan menghendaki agar kita dapat hidup dalam kekeluargaan yang baru. Yang menyatukan kita dalam lingkup keluarga yang baru ini adalah pelaksanaan kehendak Allah. Siapa saja orangnya, dari mana pun suku, ras, status sosialnya, jika melakukan kehendak Allah, dia adalah saudara kita; dialah ayah, ibu, kakak, adik kita.
Dengan sabda Tuhan hari ini kita dapat menyingkirkan sekat pemisah kehidupan manusia. Kehendak Tuhan adalah agar kita dapat hidup rukun berdampingan sebagai sesama saudara.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar