Renungan Hari Senin Pekan Biasa XXXIII B/II
Bac I Why 1: 1 – 4, 2: 1 – 5a; Injil Luk 18: 35 –43
Kisah Injil hari ini adalah Yesus menyembuhkan seorang pengemis buta. Mungkin berita tentang Yesus menyembuhkan sudah sering kita baca. Yang menarik untuk kita renungkan dari peristiwa ini adalah sikap dan reaksi orang banyak yang menyertai perjalanan Yesus.
Dikisahkan bahwa setelah pengemis buta itu tahu bahwa di antara orang banyak yang melewati dia ada Yesus, ia langsung berteriak mohon belas kasihan. "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay. 38). Teriakan ini merupakan bentuk permohonan kesembuhan pada Yesus, karena dia sadar dan tahu bahwa pada Yesus ada kesembuhan. Ia yakin Yesus dapat menyembuhkannya. Maka, ketika orang banyak itu menegor dia supaya diam, dia malah lebih keras berteriak, "Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay. 39b).
Yang menarik adalah reaksi orang banyak terhadap permohonan si pengemis buta itu. Mereka bukannya membantunya atau memberitahu Yesus bahwa ada yang membutuhkan bantuan-Nya, melainkan malah mencegah. Ini merupakan sikap arogansi. Sikap ini tumbuh karena "kedekatan" mereka dengan Yesus. Mereka merasa Yesus itu "milik" mereka. Orang lain tidak boleh. Apalagi pengemis buta, yang sudah takdirnya merupakan kaum pinggiran yang selalu disisihkan.
Sikap arogansi "orang banyak" ini sering kita jumpai dewasa ini. Malah diri kita pun kerap berlaku demikian. Kita, sebagai orang kristen, merasa bahwa Kristus itulah milik kita. Dengan sikap ini, kita tidak mau membantu orang lain untuk berjumpa atau mengenal lebih dalam pada Kristus.
Karena itu, sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menyingkirkan sikap arogansi itu. Kita terpanggil untuk membantu orang lain agar bisa bertemu dengan Yesus dan mengenal karya keselamatan-Nya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar