Sabtu, 13 Oktober 2012

Renungan Hari Sabtu Biasa XXVII - Thn II


Renungan Hari Sabtu Pekan Biasa XXVII B/II
Bac I   Gal 3: 22 – 29 ; Injil        Luk 11: 27 – 28

Injil hari ini singkat saja. Seorang perempuan, di antara kerumunan, kagum akan sosok Yesus sehingga menyampaikan pujiannya kepada ibu yang telah melahirkan Yesus. Apa yang diungkapkan perempuan itu adalah wajar. Anak tak jauh dari orang tuanya. Kehebatan anak tak jauh dari peran orang tuanya.

Tak ada yang salah dari pernyataan perempuan itu. Yesus juga secara eksplisit tidak menyalahkannya. Akan tetapi Yesus mau mengajak orang banyak untuk tidak berhenti pada pujian “manusiawi” saja, melainkan harus sampai kepada pujian “ilahi”. Apa yang dilakukan perempuan itu adalah pujian “manusiawi”. Memuji ibu yang telah melahirkan dan menyusui Yesus membuat orang berhenti pada dimensi kemanusiaan Yesus saja. Sehebat apapun kekaguman dan keterpesonaan orang pada Yesus, tetap saja orang melihat Yesus itu manusia biasa.

Yesus mengajak orang untuk sampai pada pujian “ilahi” yang terarah kepada diri sendiri setelah mendengarkan sabda pengajaran Yesus dan memeliharanya. Ketika orang mendengarkan sabda [Allah] Yesus dan melaksanakan apa yang disabdakan itu, orang sampai pada aspek ilahi Yesus. Mendengarkan dan melakukan sabda Allah berarti Yesus merasuk dalam kehidupan, karena Yesus adalah sabda Allah yang menjadi manusia (Yoh 1: 14).

Dalam Injil hari ini Yesus mau mengajak kita untuk merasa bangga dengan diri kita sendiri dengan melaksanakan sabda-Nya. Sabda Yesus mengajak kita untuk bersatu dalam persaudaraan, tanpa sekat-sekat Yahudi – Yunani, hamba – orang merdeka, pria - wanita. Sabda Yesus yang telah merasuk ke dalam sanubari kita membuat kita hidup dalam satu keluarga Abraham yang berhak menerima janji Allah. (Gal 3: 28 – 29). Dan untuk itu kita harus bangga.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar