Renungan Hari Rabu Biasa VIII B/II
Bac I 1Ptr 1: 18 – 25 ; Injil Mrk 10: 32
– 45
Bacaan
Injil hari ini memang sedikit agak panjang. Akan tetapi, bacaan yang panjang
ini bermuara pada pernyataan Yesus di bagian akhir Injil: “Karena Anak Manusia
juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Pernyataan ini bukan hanya
menunjukkan jati diri Yesus saja melainkan juga memiliki dampaknya pada kita
umat manusia.
Soal
jati diri Yesus sebenarnya sudah diutarakan pada ayat sebelumnya (ay 33-34 dan
ay 38). Di sini Yesus mengungkapkan jalan hidup yang harus dilakoni-Nya. Meski
secara manusiawi, jalan itu tidaklah mengenakkan. Dan secara manusiawi juga
adalah wajar bila orang menghindarinya. Namun tidak bagi Yesus. Jalan itulah
yang akan ditempuhnya. Dan untuk itu Dia mengambil sikap, sebagai jati
diri-Nya, seperti yang terungkap dalam ayat terakhir itu.
Dengan
menempuh jalan tersebut, maka manusia memperoleh keselamatan. Itulah dampaknya
bagi kita. Dan itu juga yang direfleksikan oleh Petrus dalam suratnya yang
pertama. Oleh darah Kristus yang tercurah di salib kita manusia memperoleh
penebusan.
Apa
pesan sabda Tuhan pada kita hari ini?
Lewat
bacaan pertama dan Injil Tuhan menghendaki kita untuk mewujudkan kasih dan
pelayanan. Sebagai buah dari penebusan, Petrus mengajak umat untuk dapat
mengamalkan kasih persaudaraan dengan tulus ikhlas. “hendaklah kamu bersungguh-sungguh
saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (ay 22). St Petrus melihat bahwa darah
Kristus yang tercurah di kayu salib adalah wujud dari kasih-Nya kepada umat
manusia. Oleh karena itulah, manusia hendaknya membalas kasih itu dengan hidup
saling mengasihi.
Kasih
dalam bahasa Petrus diungkapkan dengan “melayani” dalam bahasa Markus.
Pelayanan yang diberikan Yesus, sebagai Anak Manusia, berpuncak pada
“memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Oleh karena
itulah, dalam pernyataan ini terkandung permintaan agar kita hidup dengan
saling melayani.
Untuk
dapat mewujudkan kasih dan pelayanan, sikap yang dibutuhkan adalah sikap rendah
hati. Hanya orang yang rendah hati saja yang dapat dan mau mengasihi dan
melayani. Sikap rendah hati ini juga yang diminta oleh Yesus dalam Injil tadi.
Oleh
sebab itu, marilah saudara-saudari kita membina sikap hidup rendah hati agar
kita dimampukan untuk mewujudkan kasih dan pelayanan dalam hidup kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar