Rabu, 30 Mei 2012

Renungan Hari Rabu Biasa VIII - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa VIII B/II
Bac I        1Ptr 1: 18 – 25 ; Injil        Mrk 10: 32 – 45

Bacaan Injil hari ini memang sedikit agak panjang. Akan tetapi, bacaan yang panjang ini bermuara pada pernyataan Yesus di bagian akhir Injil: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Pernyataan ini bukan hanya menunjukkan jati diri Yesus saja melainkan juga memiliki dampaknya pada kita umat manusia.
Soal jati diri Yesus sebenarnya sudah diutarakan pada ayat sebelumnya (ay 33-34 dan ay 38). Di sini Yesus mengungkapkan jalan hidup yang harus dilakoni-Nya. Meski secara manusiawi, jalan itu tidaklah mengenakkan. Dan secara manusiawi juga adalah wajar bila orang menghindarinya. Namun tidak bagi Yesus. Jalan itulah yang akan ditempuhnya. Dan untuk itu Dia mengambil sikap, sebagai jati diri-Nya, seperti yang terungkap dalam ayat terakhir itu.
Dengan menempuh jalan tersebut, maka manusia memperoleh keselamatan. Itulah dampaknya bagi kita. Dan itu juga yang direfleksikan oleh Petrus dalam suratnya yang pertama. Oleh darah Kristus yang tercurah di salib kita manusia memperoleh penebusan.
Apa pesan sabda Tuhan pada kita hari ini?
Lewat bacaan pertama dan Injil Tuhan menghendaki kita untuk mewujudkan kasih dan pelayanan. Sebagai buah dari penebusan, Petrus mengajak umat untuk dapat mengamalkan kasih persaudaraan dengan tulus ikhlas. “hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.” (ay 22). St Petrus melihat bahwa darah Kristus yang tercurah di kayu salib adalah wujud dari kasih-Nya kepada umat manusia. Oleh karena itulah, manusia hendaknya membalas kasih itu dengan hidup saling mengasihi.
Kasih dalam bahasa Petrus diungkapkan dengan “melayani” dalam bahasa Markus. Pelayanan yang diberikan Yesus, sebagai Anak Manusia, berpuncak pada “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Oleh karena itulah, dalam pernyataan ini terkandung permintaan agar kita hidup dengan saling melayani.
Untuk dapat mewujudkan kasih dan pelayanan, sikap yang dibutuhkan adalah sikap rendah hati. Hanya orang yang rendah hati saja yang dapat dan mau mengasihi dan melayani. Sikap rendah hati ini juga yang diminta oleh Yesus dalam Injil tadi.

Oleh sebab itu, marilah saudara-saudari kita membina sikap hidup rendah hati agar kita dimampukan untuk mewujudkan kasih dan pelayanan dalam hidup kita.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar