Renungan Hari Jumat Prapaskah IV, B/II
Bac I : Keb 2: 1a, 12 – 22 ; Injil : Yoh 7: 1 –2, 10, 25 - 30
Tema sabda Allah pada hari ini adalah "Menjadi orang baik itu memang sulit!" Tema inilah yang mau diungkapkan dalam bacaan-bacaan kita, baik dari bacaan pertama maupun dalam bacaan Injil.
Dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Kebijaksanaan, sangat jelas dikatakan bahwa orang-orang jahat memiliki rencana untuk mencelakakan orang-orang baik, mereka yang selalu menyuarakan kebenaran dan melakukan kebaikan. Bahkan orang-orang ini, yang dalam bahasa Kitab Suci disebut sebagai orang fasik, menginginkan kematian orang-orang baik. Apa yang digambarkan penulis Kitab Kebijaksanaan ini mau menunjukkan betapa susahnya untuk menjadi orang baik.
Apa yang digambarkan oleh penulis Kitab Kebijaksanaan tampak jelas dalam diri Yesus. Dalam Injil dikatakan bahwa orang-orang Yahudi ingin membunuh Dia. Mengapa mereka mau membunuh Yesus? Alasannya seperti yang diungkapkan penulis Kitab Kebijaksanaan: Yesus itu orang baik, yang senantiasa mewartakan kebaikan dan kebenaran serta melakukan kebajikan.
Panggilan hidup setiap manusia, apapun agamanya, adalah mecari dan melakukan kebaikan dan kebenaran. Artinya, setiap manusia dipanggil untuk menjadi orang baik. Sekalipun susah dan sulit, bukan lantas berarti orang langsung menyerah untuk menjadi orang baik. Atau lantas menjadi orang fasik. Penulis Kitab Kebijaksanaan tetap mengajak orang untuk tetap berjuang menjadi orang baik, sekalipun itu menuntut korban. Injil juga langsung menampilkan sosok Yesus, yang sekalipun selalu berana dalam ancaman, tetap setia mewartakan kebenaran dan kebaikan sampai akhirnya Dia wafat di salib.
Sebagai murid dan pengikut Kristus, sudah sepantasnya kita senantiasa berjuang untuk mengikuti teladan Yesus, menjadi orang baik. Sebenarnya menjadi baik bukan sekedar mengikuti teladan Yesus, melainkan juga menjawab pangilan hidup kita.
Di zaman, yang kata pujangga Ronggowarsito, yang adalah zaman edan, kiranya pesan Sabda Allah ini menjadi relevan. Kita tahu bahwa dalam kehidupan masyarakat kita korupsi itu hal yang lumrah, sehingga yang tidak korupsi dianggap edan, kita dipanggil untuk tetap tidak melakukan korupsi. Masih segar dalam ingatan kita kasus yang menimpa Alif, siswa SD salah satu sekolah di Surabaya. Di saat dunia pendidikan menganggap biasa menyontek, sosok Alif tampil dengan wajah kejujuran dan kebenaran. Tapi apa yang diterima Alif? Dia dan keluarganya disingkirkan.
Untuk itu, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk selalu berjuang menjadi orang baik meski korban sudah menanti kita. Mari kita mohon kekuatan dari Tuhan agar kita dimampukan untuk mewujudkan kehendak-Nya dalam kehidupan kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar