Jumat, 13 Januari 2023

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AL-ANAM AYAT 151

 


Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar. (QS 6: 151)

Tak bisa dipungkiri bahwa umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad, yang kemudian ditulis di atas kertas. Sekalipun ada di kertas, tapi umat islam yakin bahwa itu adalah kata-kata Allah sendiri. Karena Allah itu suci, maka kertas yang ditulisi perkataan Allah adalah suci juga. Pelecehan terhadap Al-Qur’an, misalnya dengan menginjak atau mendudukinya, sama artinya dengan penghinaan terhadap Allah. Umat islam wajib membela Allah sesuai permintaan Allah, dan orang yang melakukan penghinaan tersebut, berdasarkan perintah Allah, harus dibunuh (QS al-Maidah: 33).

Dasar keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad adalah perkataan Allah sendiri. Allah sudah mengatakan bahwa Al-Qur’an itu berasal dari diri-Nya. Berhubung Allah itu mahabenar, maka apa yang dikatakannya juga adalah benar. Mana mungkin Allah yang mahabenar itu berbohong? Tak mungkin Al-Qur’an itu ciptaan manusia, karena manusia bisa berbohong. Logika pikir orang islam kira-kira begini: Al-Qur’an itu wahyu Allah karena Allah sendiri yang mengatakannya adalah benar, sebab Allah itu mahabenar yang tak bisa berbohong.

Selain itu juga umat islam melihat Al-Qur’an sebagai keterangan dan pelajaran yang jelas. Ini juga didasarkan pada perkataan Allah sendiri. Allah telah mengatakan bahwa diri-Nya telah memudahkan ayat-Nya sehingga umat dapat dengan mudah memahami. Sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup, Allah memberikan keterangan dan pelajaran yang jelas sehingga mudah dipahami oleh umat islam. Tak sedikit ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi pesan Allah itu. Dengan perkataan lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna dan pesannya, tak perlu lagi ditafsirkan. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an. Seandainya pun tidak persis seperti yang tertulis, tapi maknanya tak jauh beda dengan apa yang tertulis. Penafsiran atas wahyu Allah yang berbeda bisa berdampak pada ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah sendiri.

Berangkat dari premis-premis di atas, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan merupakan perkataan Allah. Apa yang tertulis di atas merupakan kata-kata Allah sendiri yang disampaikan kepada Muhammad. Sebenarnya perkataan Allah kepada Muhammad dalam ayat 151 surah al-Anam terdiri dari beberapa kalimat. Pada intinya, pada ayat ini Allah SWT meminta Muhammad untuk menyampaikan beberapa pesan-Nya. Salah satu pesan Allah itulah yang dikutip dalam tulisan ini, yaitu “Jangan membunuh orang yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar.” Kalimat Allah yang terakhir hendak menegaskan kalau pesan-Nya itu merupakan perintah, dan sebagai perintah maka harus dilaksanakan. Diharapkan agar umat islam dapat memahaminya.

Apa yang menarik dari pesan Allah yang ada dalam kutipan di atas? Awalnya Allah menegaskan supaya umat islam “jangan membunuh”. Pada titik ini agama islam tak jauh beda dengan agama-agama lain, yang memang mengajarkan umatnya untuk tidak membunuh. Akan tetapi, pesan itu lantas sirna ketika kalimat pertama dihubungkan dengan kata penghubung “kecuali”. Secara sederhana kata “kecuali” mempunyai makna kebalikan dari pesan yang ada di depan (kalimat pertama). Misalnya, semua orang pergi, kecuali dia. Artinya, dia tidak pergi. Demikian halnya dengan wahyu Allah. Dengan adanya kata kecuali maka pesan “jangan membunuh” menjadi sirna. Artinya, umat islam “boleh membunuh”. Dengan demikian, secara implisit perintah Allah di sini adalah untuk membunuh bukan melarang.

Akan tetapi, perintah membunuh ini tidak bisa diterapkan kepada sembarang orang. Dalam kutipan kalimat Allah di atas terlihat jelas bahwa orang yang diharamkan Allah jangan dibunuh. Karena itu, menjadi pertanyaan siapa saja yang boleh dibunuh, atau siapa saja yang harus dibunuh oleh umat islam?

Dalam kutipan wahyu Allah, baik secara keseluruhan, tidak dijelaskan maksud membunuh “dengan alasan yang benar”. Seperti apa alasan yang benar untuk membunuh? Namun dalam catatan kaki dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan alasan yang benar misalnya membunuh orang murtad. Orang murtad adalah orang islam yang telah meninggalkan iman/agama islam, atau telah mengubah agama islamnya. Jadi, secara sederhana bisa dikatakan bahwa Allah memerintahkan umat islam untuk membunuh umat islam yang telah menggantikan agamanya. Dalam bahasa islam sehari-hari, darah orang yang murtad itu halal.

Perintah membunuh orang murtad ini mendapat penegasannya dalam HS Bukhari. Dalam vol. 9, buku 84, no. 57 terdapat pernyataan nabi Muhammad untuk membunuh siapa saja yang mengubah iman/agama islamnya. Allah sudah berkata bahwa taat kepada Muhammad sama nilainya dengan taat kepad Allah (bdk QS an-Nisa: 80). Dalam dalam no. 58 dari sumber yang sama ditampilkan contohnya, yaitu seorang Yahudi yang masuk islam, tapi kemudian kembali menjadi Yahudi. Orang itu akhirnya dibunuh. Di sini ditegaskan bahwa tindakan ini merupakan perintah Allah dan Muhammad.

Adakah contoh lain seperti apa alasan yang benar untuk membunuh? Atau masih adakah jenis orang lain lagi yang boleh dibunuh oleh umat islam selain orang murtad? Dan harap ingat, ini merupakan perintah Allah, sehingga umat islam wajib melakukannya. Jika merujuk pada ayat-ayat membunuh, maka bisa diketahui jenis orang lain yang boleh dibunuh oleh umat islam. Membunuh dengan alasan yang benar misalnya seperti membunuh orang kafir (QS al-Baqarah: 191) dan juga orang musyrikin (QS at-Taubah: 5).

DEMIKIANLAH kajian islam atas surah al-Anam ayat 151. Dari kajian ini bisa ditarik satu kesimpulan bahwa umat islam diperintahkan untuk membunuh orang-orang yang dikehendaki Allah. orang-orang tersebut adalah:

1.    Orang murtad. Orang yang telah meninggalkan iman islamnya.

2.    Orang kafir. Orang yang menolak Muhammad sebagai nabi atau Al-Qur’an sebagai kitab suci. Secara sederhana, orang yang bukan islam adalah kafir.

3.    Orang musyrikin. Orang yang menjadikan bagi Allah sekutu atau tandingan atau meyakini adanya wujud Tuhan selain Allah. secara sederhana, orang yang mempersekutukan Allah.

Dari sini bisa diajukan pertanyaan, apakah islam agama kasih atau rahmatan lil alamin? Silahkan jawab sendiri.

Dabo Singkep, 15 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar