Minggu, 06 Desember 2020

NABI MUHAMMAD DAN ADOLF HITLER


Tak bisa dipungkiri kalau nabi Muhammad SAW adalah sungguh teladan agung. Umat islam percaya nabi Muhammad sebagai teladan yang sempurna lantaran Allah SWT mengatakan (QS al-Ahzab: 21; QS al-Qalam: 4). Muhammad tidak hanya dipuji dan dijadikan contoh bagi umat muslim. Beberapa ahli sejarah menemukan adanya kemiripan antara nabi Muhammad dengan beberapa tokoh terkenal dunia seperti Dahmer atau Adolf Hitler. Tulisan ini mencoba memetakan kemiripan nabi Muhammad dengan tokoh Jerman yang tidak hanya dikenang oleh bangsa Jerman tetapi juga dunia, yakni Adolf Hitler.

1.    Nabi Muhammad SAW dan Islam

Nabi Muhammad berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Ketika hidup di tanah Arab, ada kerinduan bagi orang Arab untuk memiliki identitas religious sendiri, sama seperti orang Yahudi, Kristen, Hindu, dll. Kerinduan ini dibaca oleh Muhammad; dan itulah yang dia perjuangkan. Muhammad menemui media yang suci, yakni agama, dan dia mengambil peran sebagai nabi. Bukankah hal itu juga yang dibutuhkan oleh bangsa Arab saat itu?

Maka Muhammad mati-matian memulai kampanye propaganda yang penuh kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Jika dibandingkan antara surah-surah yang diturun di Mekkah (surah Makkiyah) dan di Madinah (surah Madaniyah), maka terlihat jelas bahwa surah Makkiyah jauh lebih banyak daripada surah Madaniyah. Ini membuktikan bahwa Muhammad membutuhkan banyak wahyu untuk menyakinkan “programnya”, yaitu bahwa dirinya adalah nabi utusan Allah; bahwa apa yang disampaikannya sungguh berasal dari Allah; bahwa bangsa Arab memang sungguh istimewa. Dengan manipulasi licik, retorika yang meyakinkan dan dengan sugesti agama, Muhammad akhirnya sampai ke suatu posisi otoritas dan kekuasaan mutlak.

Akhirnya Muhammad mengungkapkan suatu “rencana ilahi” dengan membersihkan Arab dari orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Dia menyebut mereka dengan sebutan kafir; dan untuk mendukung ini maka diturunkannya wahyu Allah yang memerintahkan pemusnahan orang kafir sampai ke akar-akarnya (QS al-Anfal: 7). Pertama-tama Muhammad membersihkan kabah dari patung-patung yang sudah ada jauh sebelum dirinya lahir, karena kabah telah ditetapkan sebagai makam Ibrahim (QS al-Baqarah: 125). Orang Yahudi dan Kristen yang sudah ada sebelumnya pun, yang juga mengakui Ibrahim (mereka menyebutnya Abraham), tak pernah melihat kabah sebagai makam Abraham. Terlihat jelas Muhammad sangat anti dengan orang Yahudi. Muhammad percaya problem yang dialami umat manusia akan bisa dihilangkan dengan membunuh atau membinasakan orang Yahudi. Muhammad menggunakan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam (bdk. QS al-Maidah: 64 dan 67). Muhammad percaya bahwa dengan berhasilnya misinya dan dengan menundukkan dunia di bawah pedangnya, maka damai akan terwujud.

Sementara itu, para pengikutnya percaya sepenuhnya kalau dia adalah nabi dan apa yang dikatakannya berasal dari Allah. Karena itulah, mereka sungguh percaya bahwa mereka sedang berada dalam suatu “jalan ilahi”, bahwa mereka adalah kaum terpilih untuk membersihkan dunia dari penyakitnya. Tak heran bila para pengikut Muhammad hingga kini pun percaya jika terjun dalam aksi teroris, mereka melihatnya sebagai berjuang di jalan Allah. Karena percaya itu, maka mereka suka menyanjung dan mengelu-elukan Muhammad. Mereka memanggilnya: baginda, yang mulia atau junjungan. Dan Muhammad merasa tersanjung dengan pengagungan mereka itu, dan mengartikan kekaguman mereka sebagai konfirmasi yang semakin memperkuat keyakinannya bahwa dirinya memang yang terpilih.

Untuk mewujudkan ambisinya, Muhammad menerapkan taktik taqiyya (takiyyah), yaitu tipu muslihat islami. Taktik ini menyembunyikan rencana busuk dengan tampilan sopan santun, dalih perdamaian dunia hingga menghalangi orang berpikir rasional. Selain itu, Muhammad menerapkan juga jihad. Secara sederhana, dalam bahasa Arab, kata ‘jihad’ berarti perjuangan.

2.    Adolf Hitler dan NAZI

Adolf Hitler berasal dari latar belakang kelurga yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang begitu istimewa dalam hidupnya. Ketika usai Perang Dunia Pertama, krisis kehidupan melanda Jerman dan juga Eropa. Muncul kerinduan akan kehidupan Jerman yang lebih baik. Kerinduan itu dibaca oleh Hitler, dan itulah yang diperjuangkannya. Adolf Hitler memulai misinya dengan menanamkan semangat nasionalisme (yang cenderung berlebih-lebihan). Dari sinilah lahir NAZI.

Adolf Hitler berusaha mencari pengikut. Setelah memilikinya, Hitler memulai kampanye propaganda yang penuh kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Dengan manipulasi licik dan retorika yang meyakinkan Hitler akhirnya sampai ke suatu posisi otoritas dan kekuasaan mutlak. Mulailah Hitler mengungkapkan ‘rencana mulianya’, yang berpusat pada superioritas bangsa Arya-Jerman. Hitler juga meyakinkan pengikutnya bahwa Jerman punya gagasan untuk menyelesaikan masalah Eropa saat itu.

Adolf Hitler sangat anti Yahudi dan menggunakan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam. Bagi Hitler, orang Yahudi-lah penyebab utama permasalahan yang terjadi di Eropa, termasuk Jerman. Karena itu, Hitler mencanangkan program pembinasaan orang-orang Yahudi (hukum Nuremberg). Hitler dan pengikutnya percaya bahwa dengan memusnahkan orang Yahudi bangsa Jerman akan kembali jaya.

Orang Jerman, terutama para anggota organisasinya percaya sepenuhnya kalau mereka sedang dalam suatu ‘takdir’, sebagai kaum ’terpilih’ untuk membersihkan dunia dari penyakitnya. Karena percaya itu, maka mereka suka menyanjung dan mengelu-elukannya sehingga Hitler pun merasa tersanjung dengan pengagungan itu, dan mengartikan kekaguman mereka sebagai konfirmasi yang semakin memperkuat keyakinannya bahwa dirinya memang yang terpilih.

Dalam melaksanakan ambisinya, tak jarang Hitler menggunakan tipu muslihat, wajah malaikat sebagai kedok kebusukan dan niat jahatnya. Serigala berbulu domba. Dan agar misinya merasuk ke dalam diri para pengikutnya, Hitler membuat Mein Kampf, yang dianggap sebagai Kitab Suci-nya NAZI. Mein Kampf secara sederhana diartikan sebagai perjuanganku.

DEMIKIANLAH pemetaan kedua tokoh ini. Dari pemetaan itu, terlihat jelas adanya kemiripan di antaranya. Beberapa kemiripan yang terlihat itu adalah sebagai berikut:

a)   Kedua tokoh ini berasal dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja.

b)   Adanya situasi yang mendukung sekaligus memuluskan ambisi. Pada tokoh Muhammad, orang Arab merindukan identitas religious bagi bangsa Arab, sedangkan pada Hitler adanya kerinduan akan kejayaan Jerman.

c)   Baik Muhammad maupun Hitler sama-sama memulai kampanye dengan propaganda yang penuh kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Karena itulah pengikut kedua tokoh ini seakan terhipnotis sehingga akal sehat tidak berfungsi normal. Para pengikut ini percaya bahwa mereka istimewa dan pimpinan mereka adalah orang pilihan.

d)   Sama seperti Muhammad, Hitler juga suka disanjung dan dielu-elukan pengikutnya. Keduanya meyakini bahwa pengagungan itu sebagai konfirmasi yang memperkuat keyakinan mereka bahwa dirinya memang yang terpilih.

e)   Muhammad dan Hitler sama-sama anti Yahudi. Keduanya sama-sama punya anggapan bahwa masalah yang menimpa bangsanya (bahkan dunia/Eropa) berakar pada orang Yahudi. Karena itulah, di mata kedua tokoh ini orang Yahudi harus dimusnahkan.

f)     Untuk mewujudkan ambisinya, seperti yang dilakukan Muhammad, Hitler memakai tipu muslihat dan kelicikan. Jika Muhammad menerapkan praktek jihad kepada para pengikutnya, Hitler menciptakan mein kampf untuk pengikutnya. Kata dasar kedua kata itu adalah perjuangan.

DEMIKIANLAH enam poin kemiripan (atau kesamaan?) yang terlihat dalam diri nabi Muhammad SAW dan Adolf Hitler. Dari kemiripan yang tampak ini, muncul pertanyaan sederhana: apakah Muhammad adalah inspirator bagi Hitler? Melihat waktu historis kedua tokoh ini, tidaklah mungkin Muhammad meniru teladan Hitler. Sangat mungkin adalah Hitler yang meniru Muhammad. Apalagi Muhammad sudah dikenal sebagai teladan tingkah laku yang sempurna.

Lingga, 20 Agustus 2020

by: adrian, diolah dari The People vs Muhammad, hlm 327 – 405

Tidak ada komentar:

Posting Komentar