Kamis, 24 Januari 2019

BAGAIMANA MENYIAPKAN NAMA ANAK


Ketika baptis, orangtua sering menambahkan nama baru pada anak, meski sebelumnya anak sudah punya nama. Dan biasanya nama itu diambil dari nama orang kudus. Ketika anak sekolah, orangtua mendaftarkan anaknya lengkap dengan nama baptis itu. Inilah pangkal kekacauan administrasi yang menyulitkan di kemudian hari.
Bagaimana hal ini diatasi? Pertama-tama orang harus paham bahwa orang katolik harus memberikan nama anaknya nama yang tak asing dari citarasa kristiani (kan. 855). Ini menjadi nama baptisnya, meski tidak harus diberikan waktu pembaptisan. Apa maksud citarasa kristiani?
Nama dengan citarasa kristiani mengandung tiga hal: (1) nama tokoh dalam Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (Adam, atau Yakob, Samuel, Musa, Ruth, Sarah, Yeremia, Elia, Hana, Onesimus, Zakheus). Yang penting nama yang diambil selalu memiliki peran positip, karena kesan positip itu diharapkan berpengaruh kepada mereka yang menyandang nama tersebut; (2) nama tokoh orang kudus Gereja (Agustinus, Fransiskus, Agnes, Maria, Yosef, dll); dan (3) nama yang mengandung nilai-nilai atau unsur bernuansa kristiani (Via Dolorosa, Rosa Mistika, Firdaus, Immanuel, Asumpta, Imakulata, Fatima, Gloria, Hosana, Adoramus, Natal, Paskah, Adven, Cinta, Kasih, Yesus, Maranatha, Firman, Effata, Wahyu, Wicaksana, Waskita, Gusti, Agung, Arif, dll).
Kapan baiknya nama itu diberikan pada anak? Nama dengan citarasa kristiani itu hendaknya diberikan pada waktu lahir. Karena itu, orangtua harus sudah mempersiapkan nama itu jauh-jauh hari. Ada beberapa metode pemilihan nama:

1.   Sesuai dengan hari kelahiran. Nama anak diambil dari nama orang kudus yang diperingati persis pada hari kelahiran anak. Untuk itu, suami istari harus punya kelender gerejawi atau buku santo-santa. Jika dalam tanggal itu ada beberapa nama orang kudus, pilihlah yang paling berkesan.
2.   Sesuai dengan niat dan kebutuhan suami istri. Mungkin ada suami istri yang berniat punya 3 anak. Tiga anak ini bisa saja didedikasikan kepada Malaikat Agung: Gabriel, Mikael dan Rafael. Tiga nama ini dapat menyesuaikan dengan jenis kelamin anak. Misalnya, Gabriella, Mikaela dan Rafaela untuk anak perempuan. Atau mungkin ingin punya 4 anak, karena mau didedikasikan kepada keempat penulis Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
3.   Sesuai dengan devosi atau kecintaan orangtua. Mungkin ada suami atau istri yang punya devosi atau kecintaan pada salah satu tokoh orang kudus tertentu. Misalnya, suami atau istri punya devosi khusus pada Bunda Maria. Maka, nama anak-anaknya bisa saja tak jauh dari unsur Maria. Anak cowok bisa dinamaka Mario. Cewek bisa macam-macam, seperti Maria Imakulata, Maria Asumpta, Maria Dolorosa atau Maria Fatima. Contoh lain, ada keluarga, dimana sang suami dulu pernah menjadi bagian dari Ordo Fransiskan. Karena cintanya pada fransiskan, nama-nama anaknya tak jauh dari orang kudus dari Ordo Fransiskan.
4.   Sesuai dengan peristiwa tertentu. Seorang ibu hamil, ketika mengikuti misa kudus, janinnya bergerak-gerak waktu lagu kemuliaan. Orangtua bisa menamai anaknya Gloria. Jika anak lahir pada masa adven, maka anak bisa diberi nama Adven atau Advenia untuk cewek. Atau anak lahir tepat jam 12.00 atau 06.00/18.00, yang dalam tradisi Gereja dikenal saat doa angelus, maka anak bisa diberi nama Angelus (Angelika, untuk anak cewek) atau Regina Ceali (jika lahir pada masa paskah).
5.   Sesuai dengan nama idola tokoh tertentu yang beragama katolik. Mungkin suami isteri punya tokoh idola tertentu, misalnya, imam, artis, pemain olah raga, dll. Nama tokoh idola itulah yang dijadikan nama anaknya. Perlu dipahami keteladanan untuk anak bukan saja diambil dari keteladanan tokoh idola itu saja, tetapi juga dari nama yang disandangnya. Sebagai contoh, ada pasutri mengidolakan Rm. Agustinus Wibisono, bukan hanya karena telah memberkati mereka, tapi juga terkesan dengan kepribadiannya. Anak mereka kelak akan diberi nama Agustinus, dan teladan yang diambil bukan saja dari teladan pator itu saja melainkan juga dari Santo Agustinus.
Bandung, 28 Juli 2018
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar