Selasa, 17 November 2015

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIII, Thn B/I
Bac I  2Mak 6: 18 – 31; Injil      Luk 19: 1 – 10;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab kedua Makabe. Tokoh utama dalam bacaan pertama adalah “seorang ahli Taurat yang utama” (ay. 18), yaitu Eleazar. Ia menjadi contoh teladan, sebagaimana dia sendiri maksudkan perbuatannya. “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga...” (ay. 24). Salah satu teladan Eleazar adalah kesetiaannya kepada Allah tanpa kemunafikan. Di sini Eleazar ingin supaya kaum muda tidak tersesat cara hidupnya, karena mereka hidup di tengah budaya lain.
Sikap dan teladan Eleazar ini sangat bertentangan dengan sikap orang banyak yang menyertai Tuhan Yesus, sebagaimana terlihat dalam Injil hari ini. Ketika Tuhan Yesus bersahabat dengan Zakheus, yang adalah kepala pemungut cukai, dan berlanjut dengan makan bersama, orang banyak bersungut-sungut sebagai ungkapan protes. Mereka tidak setuju kalau Tuhan Yesus bersahabat dengan orang berdosa. Tuhan Yesus menyindir sikap mereka itu. Di sini sikap Tuhan Yesus sama dengan sikap Eleazar. Tuhan Yesus ingin memberi contoh teladan kepada orang banyak bagaimana bersikap dengan sesama. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (ay. 10).
Beriman janganlah berpura-pura. Tidak pula mencari muka. Beriman harus menjadi contoh teladan bagi orang lain. Inilah yang hendak disampaikan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan tidak ingin kita berlaku munafik, sebagaimana yang dilakukan orang banyak yang menyertai Tuhan Yesus, baik di jaman dulu maupun kini. Iman itu harus ditampilkan dalam perbuatan nyata, jangan hanya kata-kata sebagaimana yang biasa dilakukan kebanyakan orang. Hendaklah kita meniru teladan hidup Eleazar dan Tuhan Yesus. Salah satunya adalah menerima sesama kita tanpa pandang bulu, atau tidak menyingkirkan orang yang hina.***
by: adrian           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar