Renungan
Hari Selasa Biasa XXXIII, Thn B/I
Bacaan pertama hari ini
diambil dari Kitab kedua Makabe. Tokoh utama dalam bacaan pertama adalah
“seorang ahli Taurat yang utama” (ay. 18), yaitu Eleazar. Ia menjadi contoh
teladan, sebagaimana dia sendiri maksudkan perbuatannya. “Berpura-pura tidaklah
pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga...” (ay.
24). Salah satu teladan Eleazar adalah kesetiaannya kepada Allah tanpa
kemunafikan. Di sini Eleazar ingin supaya kaum muda tidak tersesat cara hidupnya, karena mereka hidup di tengah budaya lain.
Sikap dan teladan Eleazar
ini sangat bertentangan dengan sikap orang banyak yang menyertai Tuhan Yesus,
sebagaimana terlihat dalam Injil hari ini. Ketika Tuhan Yesus bersahabat dengan
Zakheus, yang adalah kepala pemungut cukai, dan berlanjut dengan makan bersama,
orang banyak bersungut-sungut sebagai ungkapan protes. Mereka tidak setuju kalau Tuhan Yesus bersahabat dengan orang berdosa. Tuhan Yesus menyindir
sikap mereka itu. Di sini sikap Tuhan Yesus sama dengan sikap Eleazar. Tuhan Yesus
ingin memberi contoh teladan kepada orang banyak bagaimana bersikap dengan
sesama. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang.” (ay. 10).
Beriman janganlah
berpura-pura. Tidak pula mencari muka. Beriman harus menjadi contoh teladan
bagi orang lain. Inilah yang hendak disampaikan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan
tidak ingin kita berlaku munafik, sebagaimana yang dilakukan orang banyak yang
menyertai Tuhan Yesus, baik di jaman dulu maupun kini. Iman itu harus ditampilkan dalam perbuatan nyata, jangan hanya kata-kata sebagaimana yang biasa dilakukan kebanyakan orang. Hendaklah
kita meniru teladan hidup Eleazar dan Tuhan Yesus. Salah satunya adalah
menerima sesama kita tanpa pandang bulu, atau tidak menyingkirkan orang yang
hina.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar