Renungan Hari Rabu
Biasa II, Thn B/I
Bac I Ibr 7: 1 – 3, 15 – 17; Injil Mrk 3: 1 – 6;
Injil hari ini masih sejalan dengan Injil hari kemarin. Temanya
masih berkaitan tentang peraturan. Kemarin Yesus menampilkan dasar Kitab Suci untuk
membela perbuatan para murid-Nya, yang dinilai kaum Farisi melanggar aturan
hari Sabat. Hari ini Yesus menampilkan dasar lain untuk membenarkan perbuatan
di hari Sabat, sekalipun dari segi aturan, menurut kaum Farisi, itu merupakan
suatu pelanggaran. Diceritakan, di saat Yesus berada di rumah ibadat pada hari
Sabat, datanglah kepada-Nya seorang yang lumpuh sebelah tangannya. Kedatangan orang
itu tentulah disertai dengan harapan bahwa Ia menyembuhkannya. Tindakan menyembuhkan
orang sakit pada hari Sabat masuk kategori pelanggaran hari Sabat. Namun Yesus
mengungkapkan dasar pembenarannya, yaitu demi kebaikan.
Bacaan pertama diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Di sini
penulis surat ini seakan merefleksikan kisah Injil di atas. Apa yang dilakukan
oleh Tuhan Yesus terhadap orang lumpuh pada hari Sabat, sepertinya membenarkan
kesaksian tentang Dia: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut
peraturan Melkisedek.” (ay. 17). Seperti yang diungkapkan penulis, ada dua
makna yang berkaitan dengan Melkisedek, yaitu raja kebenaran dan raja damai
sejahtera. Pada gelar inilah, orang bisa melihat sosok Tuhan Yesus. Pada-Nya
ada kebenaran dan damai. Tindakan-Nya adalah sebuah kebenaran dan tindakan-Nya
itu juga mendatangkan kedamaian bagi si lumpuh.
Ada banyak kebenaran. Salah satunya adalah kebenaran hukum. Kebenaran
hukum berarti orang hidup sesuai dengan aturan yang tertulis dalam produk hukum
itu. Tidak sesuai berarti pelanggaran, dan itu suatu kesalahan. Tak jarang
aturan hukum itu mengikat kebebasan manusia sehingga hidup seakan menderita. Di
sini manusia perlu menyadari bahwa ia tidak hanya hidup dengan hukum saja. Masih
ada nilai-nilai kebenaran lainnya, misalnya kebaikan. Sabda Tuhan hari ini
mengajarkan kita bahwa demi kebaikan aturan hukum yang mengikat hidup manusia
ke dalam penderitaan bisa dikalahkan. Kebaikan inilah yang mendatangkan
sukacita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar