SANTO SPIRIDION, USKUP & PENGAKU IMAN
Spiridion lahir di Cyprus, dari sebuah keluarga yang miskin
dan amat sederhana namun kaya akan harta surgawi. Semasa mudanya ia ditugaskan
menggembalakan domba-domba. Ia seorang anak yang lemah lembut, rela menolong
orang yang membutuhkan bantuannya, bersikap ramah kepada teman-temannya serta
rendah hati. Kurangnya pengetahuan dan pendidikan di sekolah diisi dengan
usaha-usaha yang praktis. Ia menggemari keindahan alam, yang menghantar dia
kepada renungan-renungan mendalam tentang Sang Pencipta alam semesta. Dengan mengagumi
keindahan alam raya, ia disemangati untuk memuja Tuhan dengan doa dan renungan.
Di kemudian hari ketika ia memasuki usia dewasa, semua pengalaman rohaninya
menggerakkan dia menjadi seorang dermawan. Rumahnya senantiasa terbuka kepada
orang-orang miskin yang datang meminta bantuannya. Oleh penduduk setempat ia
dianggap sebagai orang yang saleh.
Sepeninggal uskup kota Leukosia, Spiridion dipilih menjadi
uskup oleh semua imam dan segenap umat. Tetapi ia dengan rendah hati menolak
kehormatan itu, karena merasa diri tidak pernah memperoleh pendidikan yang
sebanding dengan jabatan sebagai uskup. Akan tetapi ia tidak berdaya menghadapi
tuntutan kehendak semua imam dan seluruh umat. Ia akhirnya menyerah dan
ditahbiskan menjadi uskup.
Dalam melaksanakan karyanya sebagai uskup, ternyata Spiridion
tampil sebagai seorang gembala yang mengagumkan. Kotbahnya yang penuh semangat
itu sungguh menyentuh hati umat dan mempertebal keyakinan umat akan
kebenaran-kebenaran iman kristiani. Ia sendiri tidak memaksakan umat untuk
melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya sehari-hari. Kesaksian hidupnya yang
baik sudah merupakan suatu kotbah konkret kepada umat.
Pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Maksimianus,
banyak orang beriman bersama uskup dan imam-imamnya dihukum kerja paksa di
tambang-tambang; tetapi kerja paksa itu segera berakhir pada waktu Konstantin
Agung menjadi kaisar Roma pada tahun 312. Spiridion dibebaskan dan mulai
berkarya lagi di keuskupannya.
Sebagai uskup, Spiridion juga menghadiri Konsili Nicea. Pada waktu
itu ia berhasil menobatkan seorang filsuf kafir bukan dengan bujukan melainkan
dengan ata-kata bijak yang menjelaskan hakikat iman Kristen. Spiridion
meninggal dunia pada tahun 340.
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang
kudus 14 Desember:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar