Renungan Hari Sabtu
Prapaskah III, Thn A/II
Bac I : Hos 6: 1 – 6; Injil : Luk 18: 9 – 14
Dalam kitab Hosea yang menjadi bacaan pertama, Hosea memberikan
gambaran tentang Allah. Dikatakan bahwa sekalipun Allah menghukum umat-Nya,
Allah tidak akan membiarkan mereka menderita. Allah “telah memukul dan yang
telah membalut kita.” (ay. 1). Selain itu, Hosea menggambarkan bahwa Allah “menyukai
kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah,
lebih daripada korban-korban bakaran.” (ay. 6).
Apa yang disukai Allah dalam bacaan pertama, kembali
ditegaskan Yesus dalam Injil hari ini. Yesus menyampaikan pengajaran-Nya
melalui perumpamaan tentang dua orang yang datang ke Bait Allah untuk berdoa. Yang
satunya adalah orang Farisi dan yang lainnya adalah pemungut cukai. Dalam kaca
mata manusia, tentulah orang menilai bahwa orang Farisi yang berkenan pada
Allah. Pemungut cukai, karena statusnya sebagai orang berdosa, tidak layak
masuk ke dalam Bait Allah. Namun dari doa yang terungkap dari mulut kedua orang
itu, Yesus menegaskan bahwa Allah berkenan pada pemungut cukai. Sikap sombong
sampai merendahan orang lain di hadapan Allah inilah yang membuat doa orang
Farisi itu ditolak.
Setiap manusia dipanggil kepada kesucian. Pada masa prapaskah
ini pun kita diajak untuk membersihkan diri lewat puasa, derma dan tobat. Sabda
Tuhan hari ini menghendaki agar kesucian yang kita dapat jangan sampai
merendahkan martabat luhur sesama. Hal ini membuat kesucian itu menjadi
sia-sia. Karena itu, janganlah puasa kita sampai pada melecehkan orang lain;
janganlah amal kasih kita sampai pada merendahkan martabat sesama kita. Hendaklah
tobat kita membawa kita pada kerendahan hati, baik di hadapan Tuhan maupun
sesama.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar