Renungan Hari Rabu Biasa
III, Thn A/II
Bac I : 2Sam 7: 4 – 17; Injil : Mrk 4: 1 – 20
Dalam bacaan pertama hari ini, penulis Kitab kedua Nabi
Samuel, mengibaratkan relasi Allah dengan umat Israel sebagai relasi petani
dengan tanaman. Allah adalah petaninya dan umat Israel adalah tanamannya. Dunia
adalah lahannya. Allah tahu persis di mana Dia akan menanamkan tanaman-Nya itu,
sehingga tidak akan ditindas oleh orang-orang lalim (ay. 10). Allah sendiri
yang akan menanamkannya. Sikap berserah kepada kehendak Allah menjadi mutlak
demi keselamatan.
Sedikit berbeda, Injil juga menampilkan pengajaran Yesus
tentang petani atau penabur benih. Kalau dalam bacaan pertama manusia itu
adalah benih atau bibit tanamannya, maka dalam Injil manusia itu adalah lahan atau
tanahnya. Ada empat jenis lahan, mau menggambarkan empat jenis manusia. Dalam Injil ini, peran manusia sangat
diharapkan agar benih itu tumbuh dan menghasilkan buah. Peran yang dimaksud
adalah keterbukaan hati dalam menerima, mengolah dan mengembangkan benih itu.
Hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan menyadarkan kita bahwa
Allah menghendaki kita bahagia dan selamat. Bacaan liturgi hari ini mengajarkan
bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan itu, dibutuhkan dua sikap
dasar dari kita. Pertama, sikap berserah
diri pada kehendak Allah. Kedua, sikap
terbuka dalam menerima kehendak Allah. Kedua sikap ini merupakan dua sisi dari
satu koin. Artinya, kedua sikap ini tidak boleh dipisahkan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar