Minggu, 14 April 2013

Dokumen Konsili Vatikan II: Lumen Gentium (18)

Sambungan sebelumnya....
KONSTITUSI DOGMATIS TENTANG GEREJA

BAB DELAPAN

SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH
DALAM MISTERI KRISTUS DAN GEREJA

I.                    PENDAHULUAN

52. (Santa Perawan dalam misteri Kristus)
Ketika Allah yang mahabaik dan mahabijkasana hendak melaksanakan penebusan dunia, “setelah genap waktunya, Ia mengutus Putera-Nya, yang lahir dari seorang wanita … supaya kita diterima menjadi anak” (Gal 4:4-5). “Untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita Ia turun dari sorga dan Ia menjadi Daging oleh Roh Kudus dari perawan Maria.[173] Misteri ilahi keselamatan itu diwahyukan kepada kita dan tetap berlangsung dalam Gereja, yang oleh Tuhan dijadikan Tubuh-Nya. Di situ kaum beriman dalam persatuan dengan Kristus Kepala dan dalam persekutuan dalam semua para Kudus-Nya, wajib pula merayakan kenangan “pertama-tama Maria yang mulia dan tetap Perawan, Bunda Allah serta Tuhan kita Yesus Kristus”.[174]

53. (Santa Perawan dan Gereja)
Sebab perawan Maria, yang sesudah warta Malaikat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan penebus yang sesungguhnya. Karena pahala putera-Nya ia ditebus secara lebih unggul serta dipersatukan dengan-Nya dalam ikatan yang erat dan tidak terputuskan. Ia dianugerahi karunia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan Adam Ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia memang Bunda para anggota (Kristus), …. Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”.[175] Oleh karena itu, ia menerima salam sebagai anggota Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja katolik menghadapinya penuh rasa kasih-sayang sebagai bundanya yang tercinta.

54. (Maksud Konsili)
Maka sementara menguraikan ajaran tentang Gereja, tempat Penebus ilahi melaksanakan penyelamatan, Konsili suci hendak menjelaskan dengan cermat baik peran Santa Perawan dalam misteri Sabda yang menjelma serta Tubuh mistik-Nya maupun tugas kewajiban mereka yang sudah ditebus terhadap Bunda Allah, Bunda Kristus dan Bunda orang-orang, terutama yang beriman. Namun Konsili tidak bermaksud menyajikan ajaran yang lengkap tentang Maria atau memutuskan soal-soal yang kendati jerih payah para teolog belum sepenuhnya menjadi jelas. Oleh karena itu tetap berlakulah pandangan-pandangan, yang dalam aliran-aliran katolik dikemukakan secara bebas tentang Maria, yang dalam Gereja kudus menduduki tempat paling luhur sesudah Kristus dan paling dekat dengan kita.[176]


[173] Syahadat iman dalam Misa Romawi: Syahadat Konstantinopel: MANSI 3,566. Lih. KONSILI EFESUS, dalam MANSI 4,1130 (juga 2,665 dan 4,1071). KONSILI KALSEDON, dalam MANSI 7,111-116. KONSILI
KONSTANTINOPEL II, dalam MANSI 9,375-396.
[174] Doa Syukur Agung Misa Romawi.
[175] S. AGUSTINUS, Tentang Keperawanan suci, 6: PL 40,399.
[176] Lih. PAULUS VI, Amanat dalam konsili, tanggal 4 Desember 1963: AAS 56 (1964) hlm. 37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar