Senin, 18 Juni 2012

Renungan Hari Senin Biasa XI - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XI B/II
Bac I        1Raj 21: 1 – 16 ; Injil             Mat 5: 38 – 42

Jika diperhatikan sekilas, ada unsur keadilan dalam aturan lama: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Artinya, kalau seseorang melakukan kejahatan kepada saya dan merugikan gigi saya, maka saya harus membalasnya juga dengan merugikan giginya. Tidak diperkenankan merugikan yang lain, karena akan berdampak berkelanjutan. Misalnya, saya dirugikan gigi saya, namun ketika saya balas, orang yang saya balas kena rugi pada matanya; maka dia akan menuntut saya atas matanya.
Yang mau dikatakan dengan jelas di sini adalah bahwa membalas kejahatan itu merupakan tindakan spontan. Setiap manusia memiliki kecenderungan langsung membalas jika dirinya disakiti orang lain. Inilah yang terdapat dalam hukum perjanjian lama. Meski kelihatan adil, namun Yesus menghendaki lain. Kepada para murid-Nya dan juga para pendengar Yesus meminta untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Malah Yesus mengajak agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan.
Bagi Yesus, kebaikan merupakan senjata utama untuk meredam kejahatan. Dengan kebaikan maka aksi kejahatan itu akan melemah dan akhirnya hilang. Orang sering mengatakan bahwa kebaikan yang ditunjukkan untuk “melawan” kejahatan merupakan bentuk kelemahan. Padahal untuk menunjukkan kebaikan “melawan” kejahatan benar-benar membutuhkan kekuatan. Hanya orang yang kuatlah yang dapat melakukan hal itu. Kebaikan melawan kejahatan bukan berarti pasrah menyerah.

Inilah yang dikehendaki Yesus pada kita. Tentulah kita merasa sulit untuk menerapkannya karena sudah menjadi kecenderungan kita untuk membalas. Sebelum kita melakukan kebaikan kepada mereka yang berbuat jahat kepada kita atau menyakiti hati kita, langkah awal yang dapat kita buat adalah T I D A K  membalas kejahatannya kepada kita.
by: adrian
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar