Rabu, 18 Juni 2014

Renungan Hari Rabu Biasa XI - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa XI, Thn A/II
Bac I    2Raj 2: 1, 6 – 14; Injil           Mat 6: 1 – 6, 16 – 18;

Hari ini Injil menampilkan pengajaran Tuhan Yesus tentang hidup keagamaan. Ada tiga bentuk keagamaan yang disorot, yaitu berderma (ay. 2 – 4), berdoa (ay. 5 – 6) dan berpuasa (ay. 16 – 18). Terhadap ketiga kegiatan keagamaan ini Tuhan Yesus meminta para pendengar-Nya untuk tidak pamer kepada orang lain. Aktivitas pamer memiliki maksud tersembunyi, yaitu kerinduan akan dipuji. Jadi, orang yang melakukan kegiatan keagamaan supaya dilihat orang memiliki tujuan untuk mendapat pujian. Sikap inilah yang dicela Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menghendaki agar pendengar-Nya melakukan hidup keagamaannya secara tersembunyi, hanya Allah saja yang tahu. Dengan kata lain, jika ingin pamer akan kegiatan keagamaan, pamerlah hanya kepada Allah. Inti dari pengajaran Yesus ini adalah membangun sikap rendah hati dalam hidup keagamaan.

Bacaan pertama menampilkan kisah perpisahan Nabi Elia dan Elisa. Dalam kisah tersebut terlihat aksi spektakuler dari Nabi Elia, yaitu membela sungai Yordan dengan jubahnya sehinga mereka berdua dapat berjalan di tanah yang kering (ay. 8), juga peristiwa naiknya Elia ke sorga dengan kereta berapi dengan kuda berapi dalam angin badai (ay. 11). Ada kesan kalau Elia pamer kekuasan rohani atau kesalehannya. Namun jika diperhatikan baik-baik, dalam tindakan spektakler itu, Elia sama sekali tidak membutuhkan pujian dari siapapun.

Manusia adalah makhluk sosial. Apa yang melekat dengannya memiliki dimensi sosial. Salah satunya adalah hidup keagamaan. Sebagai umat beragama, aktivitas keagamaan kita hendaklah nyata dalam kehidupan. Artinya, hidup keagamaan kita mau tidak mau akan dilihat oleh orang lain. Kegiatan keagamaan itu justru menjadi identitas kita. Akan tetapi hendaklah hidup keagamaan itu bukan bertujuan untuk mencari pujian diri, melainkan demi kemuliaan Allah. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Tuhan menghendaki supaya kita tetap membangun sikap rendah hati dalam rohani dan kesalehan. Orang yang memiliki sikap rendah hati sangat jauh dari niat untuk mencari popularitas di balik hidup keagamaannya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar