Renungan Hari Minggu Biasa IV, Thn C/I
Injil : Luk 4: 21 – 30
by: adrian
Sabda Tuhan hari ini, dalam bacaan pertama dan Injil, mau membicarakan nasib para nabi, utusan Allah, yang menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Dalam bacaan pertama, secara implisit, terungkap keraguan Yeremia untuk melaksanakan tugas kenabian. Keraguan itu bukan cuma pada kemampuan dirinya, melainkan juga adanya penolakan dari umat.
Penolakan dari umat inilah yang dirasakan oleh Tuhan Yesus. Dasar penolakan itu bukan pada apa yang diwartakan-Nya, melainkan pada status diri-Nya. Soal perkataan atau pengajaran Tuhan Yesus tidak ada masalah, karena "semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya." (ay. 22). Akan tetapi, ketika melihat siapa Tuhan Yesus itu: asal-Nya dan keluarga-Nya, orang mulai menolak Dia. Menolak Tuhan Yesus berarti juga menolak perkataan-Nya.
Perilaku orang yang menolak "suara nabi" ini dapat kita jumpai dalam kehidupan dewasa ini. Tak jarang orang menilai "buku dari kulitnya, bukan dari isinya." Orang masih suka melihat status orang yang berbicara, daripada apa yang dibicarakannya. Karena itu, sering terjadi suara baik dan benar ditolak hanya karena lahir dari seseorang yang memiliki status sosial rendah (mungkin bawahan, orang miskin, anak-anak, dll).
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk mengubah pola pikir lama. Hendaklah kita tidak "mengadili buku dari sampulnya, tetapi dari isinya." Sejauh sesuatu itu baik dan benar serta berguna, hendaklah kita mau menerimanya tanpa melihat sumbernya. Kita harus menerima apa yang baik dan benar dari orang lain tanpa memandang status sosial, suku atau agamanya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar