Renungan HR SP Maria
Dikandung Tanpa Noda, Thn B/I
Bac I Kej 3: 9 – 15, 20; Bac II Ef1: 3 – 6, 11 – 12;
Injil Luk 1: 26 – 38;
Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan hari
raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculata). Santa Maria
dikandung tanpa noda sudah menjadi dogma Gereja sejak 8 Desember 1854 ketika
Paus Pius IX menerbitkan “Bulla Ineffabilis Deus.” Sebelum menjadi dogma, gelar
Maria dikandung tanpa noda sudah diisyaratkan lewat dua penampakan Bunda Maria,
yaitu penampakan Maria di Guadalupe (tahun 1531), dimana Bunda Maria menyatakan
kepada Juan Diego, “Akulah Perawan Maria yang tak bercela….”; dan penampakan
Maria kepada St. Katarina Laboure, dimana Bunda Maria meminta dibuatkan medali
wasiat dengan tulisan, “Maria yang dikandung tanda noda dosa, doakanlah kami
yang berlindung padamu.” Dogma Immaculata diperkuat lagi dengan penampakan
Maria di Lourdes (tahun 1858), dimana Maria mengatakan, “Akulah yang dikandung tanpa noda
dosa.”
Injil hari ini secara implisit mau menegaskan akan gelar
Maria Immaculata ini. Dalam kunjungan Malaikat Gabriel kepada Maria, Gabriel
menyatakan bahwa Maria, “penuh rahmat.” Rahmat yang penuh ini mengisyaratkan
kekudusan Maria. Ini dikaitkan dengan rencana Allah yang mau hadir menjadi
manusia dalam wujud manusia. Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, seperti
yang digambarkan dalam bacaan pertama, membuat setiap manusia tak luput dari
dosa asal. Adam dan Hawa menciptakan dosa asal. Karena Allah mau mengambil
wujud manusia Yesus, maka Yesus pun akan mengambil kodrat manusiawi dalam
segala hal kecuali dosa. Untuk membebaskan ini maka konsekuensinya adalah Maria
harus bebas dari dosa asal. Karena itulah, rahmat Allah memenuhi Maria.
Bacaan kedua hari ini diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat
di Efesus. Memang surat ini sama sekali tidak ada kaitan langsung dengan gelar
Maria Immaculata. Namun surat Paulus ini dapat menjadi permenungan lanjut dari bacaan
pertama dan Injil. Jika dalam bacaan pertama dan Injil diungkapkan rencana
keselamatan Allah pada manusia, dalam suratnya Paulus kembali menegaskan hal
itu kepada umat. Bagi Paulus keselamatan itu datang dalam diri Yesus Kristus. Tuhan
Yesus telah mengangkat kita jadi anak-anak Allah dan mengaruniakan segala
berkat rohani.
Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Allah
ingin menyelamatkan umat manusia. Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa,
membuat hidup manusia tak luput dari dosa asal. Karena itu, Allah berencana
menebusnya melalui Yesus Kristus, yang adalah keturunan si wanita (Kej 3: 15).
Yesus, yang sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, lahir dari Maria yang
sudah terlebih dahulu dikaruniai rahmat Allah yang penuh. Kepenuhan rahmat
inilah yang memungkinkan Yesus Kristus lahir tanpa dosa asal sehingga Dia bisa
menebus dosa umat manusia. dalam Yesus inilah kita akhirnya beroleh berkat
rohani. Di sini Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menjaga berkat rohani
itu dalam kehidupan kita agar jangan sampai rusak atau hilang.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar