Jumat, 20 November 2020

INI DASAR KENAPA UMAT NASRANI TIDAK MENGAKUI KENABIAN MUHAMMAD

Umat islam menganggap orang kristen sebagai orang kafir. Kata “kafir” merupakan sebentuk hinaan yang sangat kasar. Akan tetapi, hinaan ini bukanlah tanpa alasan, dan bukan lahir atas kehendak umat islam sendiri, melainkan atas kehendak Allah SWT. Dengan kata lain, ketika umat islam menyebut umat kristiani dengan sebutan “kafir”, itu sudah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah sendiri menyebut demikian. Umat islam hanya mengikuti saja. Semoderat apapun islam, tetap ia menganggap orang kristen itu kafir.
Sekalipun menganggap sebagai kafir, namun umat islam sangat menghormati Yesus, peletak dasar iman kekristenan. Umat islam menyebutkan sebagai nabi. Dalam islam Yesus Kristus disebut sebagai Isa Almasih. Umat islam menghormati Yesus (Isa Almasih) karena Dia memiliki keistimewaan yang luar biasa. Keistimewaan Yesus ini terungkap dalam dua sumber utama iman islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Di sana dikatakan bahwa Yesus (Isa Almasih) itu:
1.   Manusia yang suci (QS Maryam: 19)
2.   Bisa melakukan mukjizat (QS Ali Imran: 49; QS al-Maidah: 110)
3.   Kalam Allah dan Roh Allah (QS Ali Imran: 45; QS an-Nisa 171; HS Bukhari 1496)
4.   Hakim Agung (HS Bukhari 1090; QS Maryam: 21)
5.    Manusia terkemuka di dunia dan di akhirat (QS Ali Imran: 45)
Bagaimana sebaliknya umat kristiani terhadap umat islam? Yang jelas para pengikuti Yesus Kristus ini tidak menghina umat islam. Mereka tetap menyebut umat islam sebagai orang islam dan tetap menganggapnya sebagai saudara. Jadi, umat nasrani tidak mengkafirkan orang islam.
Hanya saja orang kristen tidak menerima Muhammad sebagai nabi. Jadi, jika orang islam menerima dan menghormati Yesus sebagai nabi, orang kristiani justru menolak kenabian Muhammad. Umat kristiani tidak menerima Muhammad sebagai nabi. Penolakan ini bukan baru terjadi saat ini saja. Sudah sejak kemunculannya, orang nasrani yang ada di Arab sana tidak menerima klaim kenabian Muhammad. Orang Yahudi juga demikian. Kenapa kenabian Muhammad ditolak?

Ada mekanisme khusus untuk menyatakan seseorang sebagai nabi. Gelar nabi tidak bisa diterima begitu saja berdasarkan pengakuan diri. Artinya, pengakuan diri sendiri tidak masuk dalam kriteria nabi. Misalnya, nabi-nabi yang ada dalam sejarah kekristenan dan juga Yahudi, tidak pernah mengklaim atau mengaku dirinya sebagai nabi. Selain itu, ada kriteria lain untuk sosok nabi, misalnya hidup rohani, kepribadian dan juga warta yang dibawanya.
Orang Kristen dulu, yang hidup antara tahun 570 – 650, menolak kenabian Muhammad lantaran banyak wartanya tidak sesuai dengan kitab suci. Memang kalangan islam mengatakan bahwa alasan penolakan adalah tidak adanya mukjizat yang dilakukan Muhammad, namun hal itu tidak masuk kriteria nabi dalam tradisi Kristen dan Yahudi. Dapat dikatakan bahwa alasan tersebut merupakan pemikiran islam yang diletakkan pada mulut orang nasrani dan Yahudi sehingga seolah-olah penolakan itu disebabkan karena Muhammad tidak memiliki mukjizat. Alasan utama penolakan terletak pada wahyu yang disampaikan Muhammad. Orang Kristen sudah terlebih dahulu mempunyai kitab suci. Kitab Perjanjian Lama sudah ada sebelum tahun masehi, sedangkan Perjanjian Baru sudah ada jauh sebelum buyut Muhammad lahir. Mereka sudah pernah mendengar isi kitab sucinya itu. Karena itu, ketika mendengar wahyu-wahyu yang disampaikan Muhammad, dan ketika disandingkan dengan isi kitab suci, terdapat perbedaan dan pertentangan.
Misalnya ketika dalam wahyu yang disampaikan Muhammad dikatakan nabi Daud dan Sulaiman (Salomo, dalam tradisi Kristen dan Yahudi), umat nasrani akan tertawa dan berkata, “Sejak kapan Daud dan Salomo jadi nabi?” Maklum, dalam tradisi Kristen dan Yahudi, Daud dan Salomo bukan nabi, tapi Raja. Atau ketika Muhammad menyampaikan kisah kejatuhan Adam dan Hawa, dimana dalam kisah itu terbersit suatu fakta bahwa setan atau iblis juga ada di sorga, orang nasrani akan tertawa sambil berkata, “Ini orang bodoh atau gila? Bagaimana mungkin setan dan iblis ada di sorga?“ Maklum, yang diketahui umat nasrani sorga itu diciptakan hanya untuk orang-orang yang hidup baik, yang berkenan pada Allah, sementara setan atau iblis adalam sosok jahat, tidak baik dan hidupnya tidak berkenan pada Allah. Selain itu, umat nasrani juga tahu dari kitab sucinya bahwa Adam dan Hawa pertama kali tidak berada di sorga, tapi di bumi. Lebih parah lagi ketika ada wahyu yang mengatakan bahwa Maria adalah putri Imran, orang nasrani pasti sakit perut karena terpingkal-pingkal mendengar wahyu ini.
Masih banyak lagi wahyu yang disampaikan Muhammad berbeda dan bertentangan dengan apa yang telah didengar orang kristen dari kitab sucinya. Artinya, dengan menggunakan standar kitab sucinya, orang kristen dulu menemukan kesalahan dan kekeliruan dalam wahyu yang dibawa Muhammad. Dari sini akhirnya mereka menyimpulkan bahwa Al-Qur’an hanyalah karangan Muhammad saja, dan karena itu juga kenabian Muhammad patut ditolak. Dan karena sikap orang kristen dan Yahudi inilah maka akhirnya Muhammad membalas dengan menurunkan wahyu bahwa Alkitab dan Taurat sudah dipalsukan. Hal ini mirip seperti kasus Kerajaan Sunda
Orang Kristen kemudian menolak kenabian Muhammad bukan cuma wahyu yang diwartakannya saja, tetapi kehidupannya yang sama sekali tidak mencerminkan sosok nabi. Jika umat islam menerima dan menghormati Yesus sebagai nabi, itu lantaran kehidupannya yang suci, ditambah kriteria yang dibuat islam, yaitu mukjizat. Sebaliknya umat kristiani tidak menemukan standar itu dalam diri Muhammad. Yang dtemukan justru Muhammad yang bejat dan biadab. Kebejatan itu terlihat dari menikahi anak usia 6 tahun, menikahi menantunya sendiri, yang semuanya dilakukan dengan mengatas-namakan wahyu Allah SWT, menikahi 20-an wanita (tidak termasuk gundik atau selir), dan masih banyak kebejatan lainnya. Sedangkan kebiadabannya terlihat dari pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak hanya sekedar licik tapi juga sadis. Karena itu, pada 1391 Kaisar Byzantium, Manuel II Paleologus, pernah berkata kepada seorang ilmuwan Persia, “Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad, dan yang akan kau temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.”
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dasar penolakan orang kristiani atas kenabian Muhammad adalah:
1)   Wahyu yang diwartakannya tidak sesuai dengan tradisi kekristenan yang sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir. Sekedar menyebut contoh, dalam wartanya Muhammad menyebut Daud sebagai nabi, padahal tak pernah orang nasrani dan Yahudi menyebut Daud sebagai nabi, tetapi raja. Demikian pula dengan Adam dan Hawa. Contoh lain, soal kematian Yesus di kayu salib. Orang kristen dan Yahudi, yang leluhurnya menyaksikan peristiwa itu, mengatakan Yesus yang mati di kayu salib, sementara wahyu yang disampaikan Muhammad menyatakan bukan Yesus.
2)   Kehidupannya yang tidak sesuai. Bagi para murid Yesus, karena nabi itu utusan Allah, hidup dekat dengan Allah, maka hidupnya pun haruslah baik, meski tetap diakui bahwa tak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ketika menyaksikan kehidupan Muhammad yang bejat dan biadab, maka umat kristiani langsung menolak kenabian Muhammad. Memang tidak menutup adanya sisi baik Muhammad, namun kebaikan itu tidak lantas menghapus sisi buruknya. Sisi buruk Muhammad dinilai tidak pantas dilakukan oleh orang yang menyandang gelar “nabi”.
DEMIKIANLAH dua alasan pokok kenapa orang nasrani tidak mengakui Muhammad sebagai nabi. Sikap yang berbeda dilakukan orang islam terhadap Yesus (Isa Almasih). Bukan lantas berarti ini merupakan bentuk ketidak-adilan. Sikap hormat umat islam terhadap Yesus (Isa Almasih) karena memang Yesus pantas dihormati, sementara umat kristen tidak menghormati Muhammad sebagai nabi karena memang dia tidak layak dihormati.
Dabo Singkep, 17 Agustus 2020
by: adrian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar