Merayakan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sama artinya
merayakan proklamasi bangsa Indonesia yang dikumandangkan oleh Bung Karno.
Alasannya karena kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai saat Bung Karno, atas
nama bangsa Indonesia, membacakan teks proklamasi kemerdekaan, yang diketik
Sayuti Melik. Kemerdekaan itu adalah kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke. Karena itu juga, kegembiraan atas ulang tahun
kemerdekaan RI ini adalah kegembiraan semua rakyat Indonesia.
Atas kegembiraan itu, rakyat Indonesia diajak untuk menghaturkan syukur.
Semua rakyat Indonesia bergembira merayakan hari ulang tahun kemerdekaan
Republik Indonesia. Mereka merayakan dengan berbagai macam kegiatan. Umat Katolik
di seluruh Indonesia merayakannya dengan perayaan ekaristi. Ulang tahun
proklamasi dalam liturgi orang Katolik termasuk Hari Raya. Karena itu, perayaan
ekaristinya meriah.
Dalam perayaan ekaristi itu, umat Katolik diajak untuk menghaturkan
syukur kepada Tuhan karena anugerah kemerdekaan yang diberikan-Nya. Bagi umat
Katolik, kemerdekaan yang didapat bangsa Indonesia bukan semata-mata perjuangan
anak bangsa, melainkan juga anugerah, rahmat dan berkat Tuhan. Hal ini senada
dengan bunyi alinea ketiga mukadimah UUD’45, “Atas berkat rahmat Allah yang
Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”
Umat Katolik juga diajak untuk mengenangkan jasa para pahlawan serta
mendoakan mereka. Perjuangan merekalah (dan dengan karunia Allah) yang
menghasilkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Selain itu, dalam perayaan
ekaristi itu juga umat Katolik berdoa untuk bangsa Indonesia, seluruh rakyat
Indonesia agar terhindar dari mala petaka dan dapat mencapai kesejahteraan
serta hidup damai. Umat berdoa bukan hanya untuk umat Katolik atau Kristen
saja, melainkan untuk semua rakyat Indonesia, tanpa melihat suku, ras, agama,
golongan dan aliran ideologinya.
Selain bersyukur dan berdoa, umat Katolik diajak juga untuk merenung
Sabda Tuhan. Berhubung ulang tahun kemerdekaan ini dalam liturgi Katolik
termasuk Hari Raya, maka ada 3 bacaan Sabda Tuhan untuk direnungkan.
Bacaan Pertama: Kitab Putra Sirakh 10:1-8
"Para penguasa bertanggung jawab atas
rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang
arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya,
seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak
terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan
para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada
waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah
terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan
martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga
kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan
dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah
salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain
akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Bacaan Kedua: Surat 1 Petrus 2:13-17
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka."
Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja
sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang
diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati
orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan
berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah
sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan
itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai
hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan
Allah, hormatilah raja!
Bacaan Injil: Matius 22:15-21
" Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka
dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid
mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami
tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah
dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata:
"Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah
kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar
kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah
ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus
kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Mendengar
itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
Penutup
Ibadat merupakan salah satu kegiatan keagamaan
sebagai wujud dari iman. Setiap agama pasti mempunyai cara ibadatnya. Ibadat
adalah bentuk komunikasi manusia dengan Allahnya. Dalam komunikasi itulah
manusia menyampaikan beberapa hal dalam hidupnya, baik syukur maupun
permohonan.
Berkaitan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, umat Katolik
mengadakan ibadat. Dalam ibadat tersebut terjadilah komunikasi antara Allah dan
umat-Nya. Ada dialog antara manusia dan Allah. Manusia menyampaikan rasa syukur
dan mohon berkat Tuhan atas bangsa dan tanah air. Allah menyampaikan pesan-Nya
berkaitan dengan hari kemerdekaan lewat sabda-Nya. Setelah manusia mendengar
sabda Allah, langkah lanjutnya adalah merenungkannya. Dan setelah
merenungkannya manusia diajak untuk melakukannya dalam kehidupan sesuai pesan
Allah dalam sabda-Nya.
Tanjung Balai Karimun, 16 Agustus 2012
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar